Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Jajaki Investasi di Indonesia

Kompas.com - 29/03/2011, 21:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Para investor asal Australia terus menjajaki investasi di sektor pertambangan di Indonesia. Dengan penguasaan teknologi di bidang pertambangan, keberadaan perusahaan-perusahaan pertambangan Australia ini diharapkan mampu mendukung pembangunan pertambangan di Tanah Air.   

Menurut Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Bambang Setiawan, dalam pameran dan konferensi pertambangan internasional Ozmine, Selasa (29/3/2011) di Jakarta, kontribusi Australia dalam pencapaian target investasi sektor pertambangan di Indonesia sangat besar.  

 Secara global, target investasi pertambangan tahun ini mencapai 3,5 miliar dollar AS. "Kontribusi Australia sangat besar karena banyak perusahaan besar dari situ. Meskipun perusahaannya berada di Inggris seperti Rio Tinto, masuknya tetap dari Australia karena perusahaan itu kan multinasional," kata dia.  

 Karena Australia merupakan negara tetangga terdekat, tentu kita lebih senang hubungan dengan tetangga karena mudah mengontrolnya, kata dia. Di sisi lain, sejauh ini banyak pengusaha Indonesia yang juga mempunyai tambang di Australia.   

"Untuk dunia yang makin terbuka tentu kita tidak mungkin mengerjakan sendiri," kata dia.

Demi mendorong pertumbuhan ekonomi, perlu investasi sebesar-besarnya di segala bidang, termasuk pertambangan, dan hal itu tidak mungkin dari pemerintah sendiri atau hanya dari swasta nasional. Untuk mengejar pertumbuhan di atas 7 persen di tahun 2014, kita butuh dana ribuan triliun rupiah, kata dia.  

Dengan banyaknya partisipan dan perusahaan yang mengikuti pameran dan konferensi pertambangan Ozmine 2011, lanjut Bambang, menunjukkan minat Australia untuk berinvestasi di bidang pertambangan di Indonesia cukup besar. Melalui acara pameran dan konferensi internasional ini, para pelaku usaha pertambangan Australia akan melihat peluang dan tantangan yang ada.  

Komisaris Perdagangan dan Investasi Kawasan Senior Austrade Leith Doody, sebelumnya dalam siaran pers, menyatakan, lebih dari 90 perusahaan pertambangan Australia ambil bagian dalam pameran dan konferensi Ozmine 2011. Pameran itu memamerkan peralatan, teknologi, jasa dan bahan-bahan pertambangan mutakhir dari sektor pertambangan Australia.  

 Sejauh ini industri pertambangan Australia adalah terbesar ketiga di dunia. Sekitar 60 persen perusahaan pertambangan dunia menggunakan piranti lunak pertambangan yang dikembangkan di Australia. Banyak dari 400 perusahaan Australia yang beroperasi di Indonesia juga terlibat dalam sektor pertambangan Indonesia.  

 Kuasa Usaha Australia, Paul Robilliard, menambahkan, sektor pertambangan adalah industri vital baik untuk Australia maupun Indonesia. Kedua negara itu dapat memperoleh manfaat dari hubungan kerja yang erat terus-menerus serta dialog terbuka dalam sektor ini.  

 Australia mencari kesempatan untuk berinvestasi dan beroperasi di sektor pertambangan Indonesia. "Kami sangat mendukung hal ini, dan paham bahwa mereka dapat memberi manfaat nyata kepada pasar serta menghadirkan praktik dan teknologi terbaik dunia yang akhirnya akan memberi manfaat kepada pembangunan pertambangan Indonesia," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com