Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PERBANKAN

Perang Kartu Kredit, Nasabah Terteror

Kompas.com - 05/04/2011, 08:04 WIB

KOMPAS.com - Ajeng, sebut saja demikian, tak habis pikir akan nasib yang menimpanya. Kartu kredit yang diterbitkan oleh sebuah bank menjadi pangkal semuanya. Dari tahun 2008 hingga sekarang masalahnya tak kunjung selesai.

Ia, kakaknya, dan bahkan keponakannya harus menjadi korban dari salah urus penerbit kartu kredit. Masalah ini bermula ketika Ajeng membuat kartu kredit pada 2006.

”Akan tetapi, saya tidak pernah menggunakan kartu kredit itu. Tahun 2008 ada tagihan administrasi sebesar Rp 500.000. Saya segera melunasinya karena itu merupakan kewajiban saya,” katanya. Ia pun segera minta agar kartu itu ditutup karena ia tak pernah menggunakannya.

Sejak saat itu Ajeng berpikir masalahnya telah selesai alias tuntas. Apalagi, kewajibannya telah dibayar dan kartu kredit telah ditutup. Alangkah terkejut ia ketika muncul tagihan lebih dari Rp 4 juta pada 2009!

”Bagaimana mungkin saya menggunakan kartu kredit saya kalau kartu itu sudah saya tutup. Kalau saja kartu itu masih ada, tapi kan sudah kedaluwarsa. Jadi, sangat tidak mungkin saya bertransaksi,” kata Ajeng.

Sudah pasti Ajeng tak mau mengurusi tagihan itu karena ia yakin semua urusan telah selesai. Apalagi, semua bukti penutupan kartu kredit dan pembayaran kewajibannya ada di tangan.

”Hingga kakak saya marah karena ada teror ke rumah. Ada orang yang berkali-kali menelepon dan memaki-maki semua yang menerima telepon. Mereka bicara kasar sekali meski saya sudah menjelaskan semuanya. Suatu saat keponakan saya yang masih SD juga diteror dengan mengatakan, ’Tante kamu berutang jutaan rupiah.’ Sampai sekarang keponakan saya masih trauma,” paparnya.

Ajeng sempat meminta agar penelepon tidak main kasar dengan membuat ancaman. Ia mengatakan, dirinya akan mengurus semua tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya. Pasrah dengan teror yang terus menyerang keluarganya, ia kemudian mengatakan akan mendatangi bank dan menyelesaikan ”kewajibannya” yang lebih dari Rp 4 juta itu.

”Tetapi, aneh sekali, ketika saya bicara bahwa saya akan menyelesaikan masalah saya ke bank, orang yang meneror itu bilang, ’Sudah bayar setengahnya saja, tetapi tidak usah ke bank. Kita ketemu saja,’” kata Ajeng yang menolak ajakan penelepon itu. Ia kemudian memilih mendatangi kantor bank yang berada di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, itu.

Meski berniat baik, ketika sampai di sebuah ruangan di kantor bank itu, ia langsung dibentak oleh petugas keamanan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com