Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merpati Mengincar Pesawat Jet Buatan China

Kompas.com - 04/06/2011, 05:08 WIB

Jakarta, Kompas - Meski pemerintah baru sebatas menjanjikan penyertaan modal di PT Merpati Nusantara Airlines, maskapai penerbangan itu telah menyatakan visinya mengoperasikan pesawat jet. Dalam beberapa tahun ke depan, hanya dengan pesawat jet Merpati dapat menghadapi persaingan.

Demikian dikatakan Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines Sardjono Jhony Tjitrokusumo, Jumat (3/6) di Jakarta. ”Bandar udara (yang biasa didarati Merpati) kini hanya dapat didarati pesawat berbaling-baling. Namun, tiga atau empat tahun ke depan pasti landasan pacu diperpanjang sehingga dapat didarati jet,” kata Jhony.

Jhony mengemukakan, dengan kondisi bandara yang lebih baik, Merpati takkan mampu bersaing apabila hanya mengandalkan pesawat berbaling-baling. Mulai saat ini, kata Jhony, harus dipikirkan pengadaan pesawat jet baru. Apalagi, pemesanan pesawat membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Jhony bersikeras, hanya China yang mampu memberikan pinjaman dengan bunga superlunak. Oleh karena itu, Merpati akan mendatangkan jet dari China. Selain mempunyai industri penerbangan yang kuat, China juga tak terlalu risau dengan jaminan pinjaman.

Tahun 2010, industri penerbangan Commercial Aircraft Corporation of China (Comac) meluncurkan pesawat jet The Comac C919 dengan 168-190 kursi penumpang. Pesawat ini, dijadwalkan diserahkan ke maskapai pemesan pada 2016.

Sebelumnya, Xi’an Aircraft International Corporation (XAIC) telah ambil bagian dalam membangun pesawat jet ARJ21. XAIC yang turut serta dalam konsorsium China dalam pembangunan pesawat jet ini mendapatkan bagian untuk memproduksi sayap pesawat. XAIC juga telah memproduksi pesawat berbaling-baling MA-60 yang sebanyak 15 pesawatnya di antaranya dibeli Merpati.

Industri penerbangan China memang berkembang pesat. Produsen pesawat Airbus bahkan telah memercayakan Tianjin di China untuk merakit Airbus A-320 di luar Perancis. Kini tiap bulan, di Tianjin dapat dirakit dua unit A-320, dengan target untuk merakit empat unit A-320 dalam satu bulan.

Untuk segera menyehatkan badan usaha milik negara itu, Ketua Forum Serikat Pekerja BUMN Arief Poyuono mendesak pemerintah segera mengucurkan penyertaan modal sebesar Rp 561 miliar itu.

”Merpati harus mendapat suntikan dana segar untuk bermanuver. Tanpa itu, sulit untuk menormalkan operasional Merpati,” ujarnya.

Jhony mengakui, Merpati mampu bertahan dari Mei 2010, hanya dengan semangat membaja. ”Apakah Merpati akan mati apabila tak mendapat penyertaan modal pemerintah? Belum tentu, tetapi jelas sangat berat. Memang akan lebih baik kalau ada bantuan,” kata Jhony.

Senada dengan Jhony, Arief berpendapat bahwa Merpati harus terus berekspansi apabila ingin tetap bertahan hidup. ”Darimana uangnya? Jika memang hanya China yang tidak banyak menuntut, ya lebih baik pinjam dari China,” ujarnya. (RYO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com