Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengolah Kresek Bekas Raup Rp 10 Juta

Kompas.com - 08/06/2011, 12:10 WIB

KOMPAS.com — Siapa sangka, tas plastik alias kresek bekas bisa menjadi baju pengantin. Di tangan Erni S Nandang, limbah yang sulit terurai ini tak hanya bisa jadi bahan baju pengantin seharga jutaan rupiah, tetapi juga berbagai perlengkapan dan suvenir pernikahan. Dia pun dapat mengantongi omzet minimal Rp 10 juta per bulan dari bisnisnya tersebut.

Mungkin tidak ada dalam benak Anda, kantong plastik atawa kresek bekas bisa menjelma menjadi gaun pengantin. Tas kresek bekas juga dapat diolah menjadi aneka suvenir, kartu undangan, dan tempat hantaran prosesi pernikahan.

Beragam produk pernikahan berbahan baku kresek bekas itu lahir dari tangan Erni Suhaina Ilham Fadzry, atau populer dengan Erni S Nandang. Dia adalah pemilik Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Bu Nandang di Cilacap, Jawa Tengah. Erni membuat pernak-pernik pernikahan berbahan baku kresek bekas pertama kali pada awal  2010.

Saat itu, ada salah satu anak didiknya di LPK Bu Nandang yang akan menikah. Kebetulan, orang itu peserta terbaik LPK. Karena itu, "Saya putuskan untuk memberi hadiah berupa kartu undangan, suvenir, dekorasi, dan gaun pengantin dari kresek bekas," kata Erni. Ya, LPK Bu Nandang selama ini memang lebih banyak bergerak dalam pelatihan kerajinan dari bahan baku limbah.

Di luar dugaan, banyak pengunjung pesta pernikahan anak didiknya itu yang tertarik dengan karya-karya Erni dari kresek bekas. Sejak saat itu, permintaan produk-produk perlengkapan pernikahan dari kresek bekas terus berdatangan. Erni lalu menjadikan usaha kerajinan ini sebagai bisnis intinya.

Tren dan kesadaran masyarakat terhadap produk ramah lingkungan, menurut Erni, membuat orang menyerbu barang-barang berbau go green. "Inilah yang membuat usaha kerajinan dari kresek bekas saya maju pesat," ujar dia.

Walaupun terbuat dari kresek bekas, baju pengantin bikinan Erni dijamin tidak gampang sobek atau menimbulkan alergi di kulit. Bahkan, dia juga membuat model baju pengantin yang lagi tren saat ini.

Untuk membuat baju pengantin tersebut, Erni mengumpulkan kresek bekas dari warga sekitar. Untuk itu, dia menyediakan tempat sampah khusus untuk menampung kresek bekas di lingkungan tempat tinggalnya di daerah Cilacap.

Erni juga mendapat pasokan dari para peserta didik LPK Bu Nandang yang juga sering membawa kresek bekas dari rumah mereka masing-masing.

Walaupun lebih mudah mendapatkannya, Erni menolak menggunakan kresek baru sebagai bahan baku baju pengantin atau produk pernikahan lainnya. "Kalau memakai kresek yang baru, nilai penyelamatan lingkungannya tidak ada sama sekali," tuturnya.

Walaupun prosesnya lumayan panjang, Erni tak mengalami kesulitan dalam pembuatan gaun pengantin atau produk pernikahan lainnya dari plastik kresek bekas.

Setelah terkumpul, kresek bekas kemudian dibersihkan dan dipilah-pilah. Erni memilih plastik yang kuat sebab ada juga kresek yang terlalu rapuh untuk menjadi bahan baku utama. Dalam proses pembuatannya, Erni juga memanfaatkan alat khusus untuk mengubah kresek menjadi lembaran sehingga lebih rapih.

Kresek yang sudah berbentuk lembaran lalu digulung sampai kecil dan diikat dengan gelang karet. Setelah itu, ikatan plastik tersebut digabungkan hingga berbentuk segitiga.

Proses selanjutnya adalah menempelkan kresek yang telah berbentuk segitiga pada pola dengan cara dijahit. Pola-pola dasar itu kemudian disatukan hingga menjadi gaun pengantin.

Erni menambahkan glitter dan pernak-pernik lain, seperti mutiara yang terbuat dari kabel bekas untuk membuat baju pengantin lebih manis. "Saya banyak dibantu murid LPK Bu Nandang," katanya.

Untuk membikin satu set baju pengantin pria dan wanita, Erni membutuhkan kurang lebih 1.000 kresek bekas. Agar lebih alami, ia sengaja tidak menggunakan pewarna sama sekali.

Karena kebutuhan kresek bekas yang besar dan demi menjaga kelancaran produksi, Erni membangun tiga gudang penyimpanan kantong plastik bekas. Namun, ia mengungkapkan, keberadaan ketiga gudang itu pernah menyulut protes sang suami. "Akan tetapi, saya jawab nanti itu akan jadi uang," kata Erni tertawa.

Betul saja, kresek bekas kini memang jadi tambang uang. Pasalnya, harga jual satu set pakaian pengantin mencapai jutaan rupiah. Sayangnya, dia tidak mau blak-blakan mengungkap berapa harga pastinya. Alasannya, harga baju pengantin buatannya bergantung model yang diminta. "Memang mahal, karena ini langka. Kalau diibaratkan musik, ini termasuk jazz," kata Erni.

Namun, Erni menuturkan, masih banyak masyarakat yang ragu memakai baju pengantin dari kresek bekas. Makanya, pesanannya tak sebanyak produk pernikahan buatannya yang juga terbuat dari kresek bekas, seperti kartu undangan dan suvenir.

Dengan bahan bekas itu, Erni juga membuat tempat hantaran pernikahan dengan bentuk Candi Borobudur. Harga jualnya cuma Rp 35.000 per unit. Adapun harga produk suvenir mulai Rp 500 per unit. Dalam setiap pemesanan, dia minimal mendapat order pembuatan 10 hantaran dan 1.000 suvenir.

Jika ditambah pesanan pakaian pengantin, ia mendapat omzet paling sedikit Rp 10 juta setiap bulan. Pendapatannya akan lebih besar lagi kalau Erni memperoleh pesanan baju lebih banyak lagi. Maklum, "Marginnya besar sebab modalnya, kan, hanya keterampilan," katanya.

Berbagai pelatihan, baik tentang pembuatan produk dari limbah maupun mengenai kesadaran lingkungan, menjadi ajang promosi produk-produk Erni. (Dharmesta/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

    Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

    Whats New
    Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

    Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

    Whats New
    Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

    Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

    Whats New
    Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

    Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

    Whats New
    Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

    Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

    Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

    Whats New
    Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

    Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

    Whats New
    Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

    Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

    Whats New
    Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

    Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

    Whats New
    TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Whats New
    Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

    Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

    Earn Smart
    Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

    Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

    Whats New
    3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

    3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

    Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

    Whats New
    Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

    Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

    Work Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com