Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syam Menyulap Kotoran Sapi Menjadi Fulus

Kompas.com - 15/06/2011, 07:21 WIB

KOMPAS.com — Tak hanya bisa menjadi pupuk kandang, kotoran sapi juga bisa diolah menjadi kerajinan yang menguntungkan. Syammahfuz Chazali membuktikannya. Mendapat ide ketika di kamar mandi, ia mengolah kotoran sapi menjadi bahan baku membuat keramik, gentong, bata, dan genteng. Pasar lokal dan luar negeri menyukainya.

Ide memang bisa muncul dari mana saja. Termasuk saat di kamar mandi. Itulah yang dialami Syammahfuz Chazali, pemilik merek Faerumnesia7G. Tahun 2006, saat ia di kamar mandi terlintas di benaknya: apakah kotoran manusia bisa bermanfaat bagi orang lain dan sekitarnya. Pertanyaan itu terus menghantuinya selama berhari-hari.

Agar memperoleh jawaban, Syam, panggilan akrab pria ini lantas berselancar di dunia maya. Syam yang kala itu baru berusia 22 tahun dan berstatus mahasiswa jurusan agribisnis di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, juga terus mencari jawaban lewat berbagai buku.

Jawaban itu sedikit terkuak ketika ia datang ke pameran yang diadakan Kementerian Lingkungan Hidup di Yogyakarta. Dengan mata kepala sendiri, ia melihat gas dari kotoran manusia bisa menjadi bahan bakar kompor dan bisa mendidihkan air.

Sepulang dari workshop itu, ia lantas mencoba mengolah tinja menjadi bahan bakar. Sayang, kegiatan itu hanya bertahan tiga bulan. "Ibu kos saya jijik," ujar Syam. Padahal, Syam bertekad menjadikan hasil sekresi tubuh manusia ini menjadi bahan bakar rumah tangga.

Meski aksi coba-coba itu terhenti, Syam masih menyimpan bara di benaknya. Ia bertekad mewujudkan mimpinya, mengolah kotoran menjadi sumber bahan bakar.

Keinginan itu semakin menguat kala seorang kawan menyemangati ide itu. Kawan ini yakin ada perumahan yang mau menggunakan bahan bakar dari tinja. "Tapi, sampai sekarang belum ada yang mau," ujarnya diselingi dengan tawa.

Kotoran manusia belum terwujud, Syam lalu mencoba dengan kotoran hewan. Suatu hari, ia melihat kawannya mengerjakan tugas orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek). Tugasnya itu adalah membuat karya dari kotoran sapi. Salah seorang kawannya ini menjemur kotoran sapi di bawah sengatan matahari sampai keras. Dari situ, terbersit ide Syam untuk membuat keramik, genteng, atau bata dari kotoran sapi.

Ide ini didukung pula oleh material di sekitar tempat tinggal Syam di Yogyakarta. Tak jauh dari tempat tinggal Syam, yakni di Godean, banyak peternak sapi. Limbah sapi oleh peternak selama ini hanya dipakai untuk pupuk kandang.

Berbeda dengan tanah liat, Syam yakin kotoran sapi lebih ramah lingkungan untuk membuat keramik, bata, dan genteng. "Kalau pakai tanah harus ambil dari sawah. Ini bisa merusak lingkungan," ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Work Smart
Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com