Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agus Tetap Tak Mau Bayar Dana Sumbangan

Kompas.com - 29/06/2011, 21:47 WIB

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Agus Purwoko, salah seorang walimurid di SMPN 9 Kota Probolinggo, tetap ngotot pada pendiriannya. Ia tetap tak mau membayar sumbangan dana mebeler Rp 400 ribu, karena menurutnya dana mebeler itu tanggung jawab pemerintah.

Karena tindakannya itu, rapor anaknya sempat ditahan oleh pihak sekolah beberapa waktu lalu. Sesungguhnya, pihak sekolah sempat menawarkan untuk menurunkan biaya sumbangan itu kepadanya, tapi tetap ditolak.

"Sampai kiamat pun, saya tidak akan membayar sumbangan tersebut. Meski diturunkan menjadi Rp 50 ribu sekalipun, tetap tidak saya bayar. Itu urusan pemerintah. Tak masalah jika anak saya menerima risikonya," katanya.

Bahkan, akibat tetap pada pendiriannya tidak membayar dana mebeler itu, Agus rela mengangkat kursi dan bangku yang dibelinya sendiri ke sekolah untuk digunakan anaknya dalam proses belajar mengajar.

Sementara, Ketua Komisi A DPRD Kota Probolinggo As'ad Anshari, menjelaskan bahwa pendidikan itu merupakan tanggung jawab bersama.

Hingga kini, pemerintah tidak sanggup meng-cover seluruh kebutuhan siswa hingga 100 persen. Sekolah tetap saja membuat terobosan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. "Maka saya kira tak terlalu bermasalah mengumpulkan walimurid dan komite," ujarnya, Rabu (29/6/2011).

As'ad menjelaskan, Pemkot Probolinggo sepertinya tidak punya dana untuk pengadaan mebeler tersebut. Itu dibuktikan dengan tidak tercantumnya anggaran pengadaan mebeler pada Dinas Pendidikan.

"Bagi Dinas Pendidikan, pengadaan mebeler bukan skala prioritas. Karenanya, pengajuan SMPN 9 tidak dipenuhi oleh dinas terkait, sehingga sekolah bersangkutan mengumpulkan walimurid untuk meminta sumbangan dana mebeler."

Di mata As'ad, masalah Agus Purwoko dan SMPN 9 ini cukup dilematis. Di satu sisi, Agus menganggap bahwa dana mebeler itu tanggung jawab pemerintah. Tapi di sisi lain, pemerintah tak punya anggaran untuk dana itu serta pendidikan adalah tanggung jawab bersama.

"Tapi yang menarik, Agus menyebut kenapa membiayai Semipro mampu, tapi dana mebeler tidak. Ini masukan yang layak untuk dipertimbangkan," kata As'ad.

Selanjutnya, As'ad akan mencoba merinci anggaran kebutuhan siswa pada penyusunan Raperda pendidikan berikutnya. Pihaknya akan menghitung seluruh kebutuhan siswa, mampukah anggaran pemerintah meng-cover semuanya.

"Sepertinya hingga sekarang masih sulit jika pemerintah menanggung seluruh kebutuhan siswa 100 %. Nanti bisa kita lihat. Penggunaan anggaran yang tidak penting bisa dialihkan kepada hal-hal yang lebih penting. Misalnya, kalau Semipro tidak dianggap penting, ya dana buat Semipro dialihkan ke yang lain saja," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com