Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jauhi Pasar Amerika dan Eropa

Kompas.com - 19/07/2011, 13:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Eksportir Indonesia untuk sementara waktu diminta untuk menjauhi pasar Amerika dan Eropa di tengah tekanan ekonomi yang dialami dua belahan dunia itu. Para produsen sebaiknya menyasar pasar domestik, terlebih di tengah posisi Indonesia sebagai negara berpenduduk keempat terbesar di dunia.

Demikian dikatakan Aviliani, ekonom senior dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Selasa (19/7/2011), di Jakarta, dalam diskusi bertajuk "The 7th Annual Capital Market Update 2011" yang digelar Citi Indonesia Securities and Fund Services.

Eksportir harus mencari pasar baru di luar Eropa dan Amerika. "Pasar di dalam negeri juga tak mengapa, terlebih pada tahun 2020-2050 sekitar 70 persen penduduk Indonesia dalam usia produktif," kata Aviliani.

Bila eksportir menyasar pasar di luar negeri, yang perlu diperhatikan adalah penguatan nilai tukar. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih akan menguat dalam 4-5 tahun mendatang. "Ini harus diperhatikan oleh para eksportir," katanya. 

Konsumsi menurun

Di Amerika, pada triwulan I-2011, terjadi penurunan kontribusi konsumsi swasta sekitar 5 persen dari triwulan sebelumnya yang dikarenakan inflasi. Menurut laporan Bloomberg, penjualan kendaraan sebesar 12,7 persen pada Desember 2010 turun menjadi 11,4 persen pada Maret 2011.

Akibat masih lemahnya tingkat konsumsi di Eropa, tingkat pengangguran bahkan masih cukup tinggi. Di Spanyol, misalnya, tingkat pengangguran mencapai 20,7 persen pada Maret 2011. Inflasi pun juga mulai menekan kinerja perekonomian Uni Eropa akibat kenaikan harga minyak dan tekanan permintaan.

Dengan demikian, untuk sementara waktu memang lebih baik menghindari dulu pasar Amerika dan Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com