Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembang Perlu Garap Properti dan Infrastruktur

Kompas.com - 21/07/2011, 19:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia sudah saatnya disikapi para pengembang untuk mensinergikan proyek properti dan infrastruktur. Terobosan perlu dilakukan demi mendorong pembangunan kualitas hidup yang lebih baik.

Hal itu dikemukakan Presiden Director PT Bakrieland Development Tbk Hiramsyah S Thaib, dalam forum "Indonesia Investment Summit 2011: Finding out how property developers are gearing up for a property boom", di Jakarta, Kamis (21/7).     

Hiramsyah mengemukakan, kebutuhan perumahan di Indonesia terus meningkat seiring pertumbuhan populasi penduduk. Sementara itu, kemacetan yang semakin parah di Jakarta membuat konsumen semakin membutuhkan hunian yang lebih mudah diakses.    

Sementara itu, tren bisnis properti di Indonesia tetap mengacu pada lokasi premium, dan aksesibilitas yang mudah. Kebutuhan hunian yang mudah diakses merupakan tantangan bagi pengembang untuk menggarap proyek properti yang sinergi dengan infrastruktur jalan.      Bakrieland kini mulai mengembangkan proyek perumahan dan jalan tol yang terhubung. Di antaranya, tol Ciawi-Sukabumi melalui Lido yang kini dalam tahap pembebasan tanah.

Pihaknya akan mengembangkan kawasan Lido seluas 1.000 hektar. Selain itu, tol Kanci-Pejagan yang akan terhubung dengan proyek perumahan dan sentra usaha kecil menengah.

"Kami membangun jalan tol sendiri untuk memudahkan aksesibilitas penghuni. Konsep itu terbukti menghasilkan nilai tambah proyek, yakni bisa mendorong harga rumah naik 5-10 kali lipat," ujar Hiramsyah.     

Menurut Hiramsyah, tren hunian superblok di perkotaan semakin marak seiring lahan yang serba terbatas dan tingkat kemacetan parah. Terkait itu, menjadi tantangan bagi bisnis properti untuk ekspansi lahan bagi bank tanah dan membangun kawasan hunian yang terintegrasi (one stop living).     

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, kekurangan rumah di Indonesia tahun 2010 sudah mencapai 13,6 juta unit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com