Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahan Baku Impor Dilarang Digunakan

Kompas.com - 23/08/2011, 04:07 WIB

SURABAYA, KOMPAS - Pabrik gula yang akan dibangun, terutama di Jawa Timur, dilarang menggunakan bahan baku impor berupa gula rafinasi. Pabrik bisa beroperasi jika sudah memiliki lahan tebu yang siap produksi.

Demikian ditegaskan Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi seusai melakukan pertemuan dengan Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan kalangan pemain gula termasuk investor pabrik gula, PTPN, dan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia di Surabaya, Senin (22/8). ”Akan ada pertemuan berikutnya untuk membahas regulasi pergulaan,” kata Bayu.

Soekarwo juga menegaskan, pabrik gula yang baru wajib menggunakan bahan baku lokal berupa tebu rakyat. ”Jatim harus bebas dari rafinasi untuk konsumsi karena setiap tahun gula lokal saja masih surplus sehingga rakyat tetap berminat menanam tebu untuk mendukung produksi pabrik gula,” katanya.

Selama ini berbagai kalangan di Jatim menolak rencana pembangunan pabrik gula karena tidak didukung lahan tebu. Bertambahnya pabrik gula diharapkan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap gula impor.

Investasi pabrik gula tidak akan dipersoalkan oleh berbagai kalangan di bisnis pergulaan jika pemilik modal mengutamakan pembangunan kebun tebu. Setelah bahan baku tercukupi untuk minimum 70 persen, sambil terus meningkatkan areal, pabrik gula mulai dibangun.

Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia Arum Sabil mengatakan, kebijakan pemerintah melarang investor mendirikan pabrik sebelum menyiapkan lahan sangat positif bagi petani. Dengan keputusan seperti itu, produsen gula tidak lagi mengandalkan rafinasi impor, tetapi memanfaatkan sumber utama dari tebu rakyat.

Lima pabrik gula baru akan dibangun oleh PT Kebun Tebu Mas di Lamongan, PT Gula Kabupaten Mojokerto, PT Permata Tene Kabupaten Probolinggo, PT Kencana Gula Manis Kabupaten Blitar, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia di wilayah selatan Kabupaten Malang. Pendirian lima pabrik gula tersebut untuk memanfaatkan sekitar 200.000 hektar potensi lahan perkebunan tebu di Jatim.

Selama ini, menurut Arum, impor gula kristal mentah untuk keperluan bahan baku industri makanan dan minuman terus meningkat. Saat ini impor gula rafinasi secara nasional mencapai 2,1 juta-2,4 juta ton per tahun. Akibatnya, sebagian gula rafinasi merembes ke pasar eceran sebagai gula konsumsi. Bahkan, ada calon investor yang hendak mendirikan pabrik gula di Jawa Timur sudah mengajukan impor rafinasi yang diduga menjadi bahan baku. (ETA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com