Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gigi Emas Nenek Pun Dijual...

Kompas.com - 01/09/2011, 12:00 WIB

TOKYO, KOMPAS.com — Demam emas melanda dunia seiring dengan kenaikan harganya yang terus mencapai rekor. Orang dari Spokane hingga Bangkok menjual perhiasan atau membeli emas batangan. 

Ada pula yang meninggalkan pekerjaan tetapnya untuk menjadi pendulang emas, sementara para pencuri emas dan perampok  semakin bergentayangan.

"Mendulang emas merupakan masalah yang banyak dibicarakan dalam keluarga, belakangan menjadi semakin populer karena kenaikan harga emas," kata Cordel Kent yang menjual perlengkapan mendulang emas sejak terjadi gelombang pencari emas di Ballard, Australia.

Penduduk setempat mengatakan, kenaikan harga emas dan hujan lebat belakangan ini membuat para pendulang amatir semakin banyak. Mereka mencari emas dengan cara mencuci lumpur dan pasir di sungai. "Kami seolah melihat demam emas baru di Ballard," ujar Kent. Kota ini pernah diserbu orang pada awal abad ke-19 karena berbondong-bondong orang datang mencari emas.

Harga emas mencapai 1.830 dollar AS per troy ons (31,1 gram), artinya sudah naik 30 persen pada tahun ini. Sementara nilai mata uang dan saham serta komoditas lainnya berguguran karena pelemahan ekonomi.

Perburuan terhadap emas sudah menjadi gejala global. Banyak juga orang yang menjual perhiasan lama yang tersimpan di rumah, bahkan menjual gigi bersepuh emas. "Yang paling  menjijikkan, saya pernah melihat ada orang yang membawa gigi bersepuh emas dari nenek seorang pelanggan yang sudah meninggal," ujar Munehiro Otsuki, manajer toko emas di distrik Shinjuku di Tokyo.

Dia juga mendapati ada pelaggan yang hendak menjual puluhan patung Buddha yang dikira terbuat dari emas, tetapi ternyata hanya terbuat dari perunggu.   "Ketika saya meneleponnya setelah mendapati patung itu hanya perunggu, dari nada suaranya dia terdengar sangat kecewa, dia tidak pernah datang lagi," tambah Otsuki.

Hadiah dari suami dan pacar

Di toko lain di distrik Kanda, masih seputar Tokyo, manajer Kenta Okiyama berbicara kepada seorang perempuan setengan baya  yang mengenakan baju bermerek terkenal. Harum parfumnya saja sampai memenuhi seluruh toko. Dia menumpahkan sekitar 30 cincin dengan berbagai bentuk dan rancangan di sebuah meja di depannya. Ia mengatakan kepada Okiyama, cincin-cincin itu merupakan pemberian mantan suaminya dan beberapa pacar pada tahun 1980-an ketika perekonomian Jepang sedang bagus.

"Ketika saya memperlihatkan bahwa harga cincinnya 200.000 yen atau sekitar 2.630 dollar AS (Rp 22,5 juta) di layar kalkulator, ekspresi wajahnya berubah, saya tidak akan pernah melupakannya. Dia menjadi sangat senang dan segera berkata, 'Ya, saya ambil uangnya sekarang.'," tutur Okiyama mengisahkan pengalamannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com