Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Singapura dan Jepang Gempur Indonesia

Kompas.com - 04/09/2011, 19:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Produk asal Singapura dan Jepang terus menyasar pasar domestik. Hal ini mengakibatkan defisit yang signifikan pada neraca perdagangan Indonesia.

Pada kurun waktu 2007-2010, defisit perdagangan Indonesia-Jepang mencapai 6,8 miliar dollar AS. Rata-rata pertumbuhan impor dari Negeri Sakura tersebut mencapai 38 persen per tahun. Adapun ekspor Indonesia ke Jepang hanya tumbuh 1 persen per tahun.

Kondisi hubungan dagang Indonesia dengan Singapura juga tidak berbeda jauh. Direktur Jenderal Kerja Sama Industri Internasional Kementerian Perindustrian Agus Tjahjana mengatakan, pertumbuhan ekspor Indonesia ke Singapura juga tidak signifikan, hanya sekitar dua persen per tahun.

"Jauh tertinggal dengan impor produk asal Singapura yang melesat tajam hingga 37 persen," kata Agus.

Hal itu berdampak pada defisit perdagangan Indonesia-Singapura yang mencapai 910 juta dollar AS pada tahun 2010. Hampir sebagian besar neraca perdagangan produk industri Indonesia-Singapura mengalami defisit.

Industri kimia dasar, misalnya, mengalami defisit sebesar 1,5 miliar dollar AS, sementara mesin dan peralatan senilai 866 juta dollar AS. Perdagangan besi baja dan produk turunannya mengalami defisit sebesar 414 juta dollar AS, otomotif serta komponen senilai 240 juta dollar AS, dan barang-barang kimia lain sebesar 171 juta dollar AS.

Sepanjang tahun 2007-2010 juga terjadi pertumbuhan impor yang signifikan pada beberapa komoditas dari Jepang. Komoditas tersebut meliputi olahan emas, perak, dan logam mulia yang tumbuh 366,4 persen; alat olahraga (200,1 persen); sepatu dan alas kaki (162,4 persen); olahan rotan (128,4 persen); serta plastik dan barang dari plastik (81,6 persen).

Mengapa kondisi tersebut bisa terjadi? Agus berpendapat, defisit pada neraca perdagangan seperti Indonesia dan Jepang terjadi lantaran Jepang memasukkan komoditas ekspornya hingga produk turunan. Secara keseluruhan, jenis produk yang diimpor untuk setiap komoditas memiliki variasi yang tinggi. Hal itu ditunjukkan dari persentase pangsa pasar setiap produk yang relatif kecil dan tidak didominasi oleh produk tertentu.

"Jadi, meski persentase impor produk asal Jepang tidak ada yang dominan, negara tersebut menguasai hampir setiap lini kelompok produk industri," ujar Agus.

Untuk transaksi perdagangan Indonesia-Singapura, penetrasi pasar produk industri ke negara tersebut kurang dapat mencerminkan peluang pasar bagi Indonesia di negara tetangga itu. Selain karena ukuran populasi yang kecil, Singapura hanya sering digunakan sebagai tempat transit produk ekspor Indonesia yang ingin mendapat kapal ke tujuan ekspor negara lain. (Dani Prasetya/KONTAN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com