Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS: Ekspor ke China Melonjak

Kompas.com - 05/09/2011, 16:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ekspor Indonesia ke China mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dengan begitu, defisit perdagangan kedua negara semakin kecil.

”Sekali lagi dalam dua bulan terakhir ini ada posisi Indonesia yang lebih baik dalam perspektif perdagangan dengan China walaupun kita masih defisit. Kita pernah satu bulan mengalami defisit perdagangan dengan China itu (sebesar) 1 miliar dollar AS, kemudian sekarang menurun di bulan Juli 2011, defisitnya tinggal 294,3 juta dollar AS. Ini artinya ekspor kita punya loncatan jauh walaupun impor tetap meningkat yang dari China,” tutur Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan, Senin (5/9/2011), di Jakarta.

Menurut Rusman, ekspor yang melonjak tersebut umumnya berupa sumber daya alam, seperti batubara. Sementara itu, jenis barang yang diimpor dari China berbeda, kebanyakan produk-produk industri, seperti pakaian dan mainan anak-anak.

”Walaupun yang kita ekspor lebih banyak sumber daya alam, kita menginginkan supaya ada keseimbangan perdagangan dengan China. Dan harapan kita nanti suatu ketika ini (perdagangan kedua negara) akan balance. Ekspor kita ke China dan impor kita dari China sama-sama kuatnya,” katanya.

Secara keseluruhan, pada Januari-Juli 2011 defisit perdagangan dengan China masih 3,39 miliar dollar AS.

Sementara itu, menurut data BPS, untuk pertama kalinya China merupakan negara tujuan ekspor terbesar Indonesia dengan nilai mencapai 10.922 juta dollar AS selama Januari-Juli 2011. Jepang dan Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor terbesar setelah China. Serupa dengan kondisi ekspor, China kembali menempati posisi terbesar dalam hal sumber impor nonmigas Indonesia dengan nilai mencapai 14.311 juta dollar AS pada periode yang sama.

Perdagangan Indonesia dengan China semakin defisit seiring dengan diberlakukannya kawasan perdagangan bebas ASEAN-China sejak 1 Januari 2010. Bahkan, pernah muncul tekanan dari para pelaku industri lokal agar pemerintah menegosiasi ulang perjanjian kerja sama tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com