Jakarta, Kompas
Pengembangan ILCS akan dipimpin PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk dengan inisiatif dari PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). BUMN lain yang ikut menandatangani nota kesepahaman, antara lain, Pelindo I, Pelindo III, Pelindo IV, PT Kereta Api Indonesia,
”PT Pelindo II dan PT Telkom akan memulai lebih dulu layanan secara elektronis ini,” kata Deputi BUMN Bidang Infrastruktur dan Logistik, Sumaryanto Widayatin, Kamis (15/9), di Jakarta. Dia yakin Telkom akan memberi tarif kompetitif sehingga tidak merugikan BUMN lain.
Direktur Utama PT Pelindo II, RJ Lino, menegaskan, layanan teknologi informatika tidak hanya terbuka bagi Telkom, tapi juga perusahaan skala kecil. ”Telkom dipilih karena jaringannya terluas di Indonesia,” ujar dia.
”Mengoneksikan sistem logistik ini sangat sederhana. Investasinya juga terbilang minim karena menggunakan jaringan dan
Lino memperkirakan, dengan ILCS, waktu tunggu kapal dapat diturunkan dari rata-rata 5,5 hari menjadi 4,5 hari. ”Jadi hanya dengan membenahi
Lino mengatakan, perbaikan infrastruktur apa pun harus dipercepat. Karena kini, 24 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia dihabiskan untuk biaya logistik. Bandingkan dengan biaya logistik di Amerika dan Jepang yang hanya menghabiskan 10 persen dari PDB.
Sumaryanto mengatakan, sinergi menyangkut pengembangan teknologi informatika tak hanya berhenti di sektor pelabuhan atau perusahaan logistik lainnya.
”Sangat baik bila juga dikembangkan untuk pemasaran agrobisnis. Sehingga petani tak selalu ditekan oleh tengkulak. Dengan teknologi, petani dapat terhubung langsung dengan pembeli,” katanya.