Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cari Air, Gas Didapat

Kompas.com - 19/09/2011, 20:33 WIB

KOMPAS.com — Inilah cerita di balik bocornya pipa gas di Jalan Tambak, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat lalu. Semua bermula dari kekeringan yang mulai dirasakan warga Jakarta. Banyak sumur warga mengering sehingga ”wajib” mendalamkannya.

Itu pula yang dilakukan Umi Kulsum (65). Sumur miliknya yang berada di depan rumah sudah sejak dua bulan lalu mengering sehingga dia menyuruh tukang untuk memperdalam.

Akan tetapi, ketika tukang itu bekerja, bukan air yang dia dapat, melainkan gas yang diperkirakan berasal dari pipa milik Perusahaan Gas Negara (PGN). Gas itu menyembur dan mengeluarkan api di selokan depan rumah Umi yang terletak di RT 01 RW 06 Kelurahan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat. Sebelum kejadian itu, lantai di sekitar sumur sudah menghangat.

Hingga hari Senin, lokasi munculnya api dari bawah tanah masih ditutupi dengan seng dan garis batas polisi. Sementara Umi masih mengambil air dari sumber air untuk umum.

”Waktu itu sedang ada tukang yang mau memperbaiki sumur. Karena tidak menemukan air, sudah setengah bulan pembuatan sumur pindah,” ucap Umi sambil menunjuk lubang galian yang berjarak sekitar 2 meter dari sumur yang mengeluarkan api.

Di lokasi kedua, air tidak juga didapatkan. ”Enggak dapat air, malah dapat api,” kata Umi.

Vice President Corporate Communication PGN Nella Andaryati mengatakan, pihaknya selalu mengecek jalur pipa gas yang tertanam di bawah tanah dengan cara menyusuri pipa gas dengan alat pemantau. Penggalian kabel pipa gas oleh petugas dilakukan bila ada kebocoran atau dibutuhkan penggantian pipa gas untuk peningkatan kapasitas. ”Selama belum ada kebutuhan itu, penggalian tidak dilakukan,” ucap Nella.

Untuk pengamanan, pipa dilindungi dengan beton. Pipa gas mulai dipasang di Jakarta sejak 1979. Kawasan Menteng merupakan salah satu area besar untuk konsumen rumah tangga dan komersial. Di sepanjang jalur, menurut Nella, sudah dipasangi peringatan bahwa ada pipa yang tertanam di bawah tanah. Namun, memang peringatan itu tidak terlalu banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com