Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Terbitkan Obligasi

Kompas.com - 23/09/2011, 02:53 WIB

Jakarta, Kompas - PT PLN mengumumkan penerbitan obligasi atau surat utang global jangka menengah berkode GMTN. Nilai obligasi itu 2 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 18,42 triliun. Hasil penjualan surat utang itu akan digunakan untuk mendanai pembangunan transmisi, distribusi, dan pembangkit listrik perseroan itu.

Menurut Direktur Keuangan PT PLN Setio Anggoro Dewo, Kamis (22/9), di Jakarta, pemeringkatan surat utang PT PLN adalah Ba1 (Moody’s), BB (S&P), dan BB+ (Fitch).

Dewo menjelaskan, Barclays Capital dan Citi ditunjuk sebagai penjamin emisi untuk program itu, sedangkan untuk pasar domestik yang ditunjuk adalah Bahana Sekuritas, Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas. Barclays Capital, Citi, HSBC, dan UBS ditunjuk sebagai agen penjual (dealers) untuk program itu.

Sebagai bagian dari pelaksanaan program itu, PT PLN berencana mengadakan sejumlah pertemuan dengan para investor dari mancanegara yang akan dimulai pada 27 September. ”Pengumuman penerbitan surat utang global ini bukan merupakan penawaran untuk menjual efek tersebut di Amerika Serikat ataupun di Indonesia,” kata dia.

Efek yang dimaksud tidak diperbolehkan untuk perdagangan di Amerika Serikat tanpa registrasi atau pengecualian untuk registrasi sesuai Aturan Sekuritas Amerika Serikat 1933 (US Securities Act of 1933) sebagaimana telah diamandemen. Semua penawaran efek di Amerika Serikat ataupun di Indonesia harus dilaksanakan dengan prospektus yang diperoleh dari penerbit dan akan dilengkapi dengan informasi rinci tentang perusahaan, manajemen, dan laporan keuangan.

”PT PLN tidak bermaksud untuk membuat pernyataan pendaftaran, baik sebagian maupun sepenuhnya, dari penawaran efek tersebut, baik di Amerika Serikat maupun di Indonesia,” ujarnya.

Sesuai situasi pasar

Dewo memaparkan, saat ini PT PLN baru sebatas mengumumkan program itu kepada para investor. Periode penerbitan surat utang global berkelanjutan itu sejak diumumkan dan berakhir pada 31 Desember 2012. ”Jika surat utang 2 miliar dollar AS sudah terserap pasar semuanya, program ini akan berakhir. Tetapi jika sampai akhir periode penerbitan, 31 Desember 2012, belum semua dijual, secara otomatis akan hangus,” kata dia.

Dalam menerbitkan obligasi itu ke pasar, perseroan itu akan menyesuaikan dengan kebutuhan PT PLN dan melihat perkembangan pasar. ”Kalau kondisi pasar bagus, baru kami menjual ke pasar. Kalau kondisi pasar buruk, akan kami tunda dulu. Ini tergantung dari harga di pasaran. Jadi, eksekusinya kapan, berapa jumlah, harga, imbal hasil, waktu penerbitan, tergantung kondisi pasar,” ujar Dewo.

Penerbitan surat utang global itu direncanakan untuk belanja modal tahun ini dan tahun depan. Belanja modal PT PLN tahun ini mencapai Rp 66 triliun. Jadi, nantinya hasil penerbitan surat utang itu untuk investasi dalam jangka waktu tahun 2011-2012 dan tujuan umum.

”Dana yang terhimpun terutama akan digunakan untuk membangun transmisi, distribusi, dan pembangkit listrik PT PLN,” kata dia.

Secara terpisah, analis Infovesta Utama, Wawan Hendrayana, mengingatkan, waktu pengumuman dan rencana penerbitan surat utang itu kurang tepat, mengingat pasar yang tengah bergejolak dengan perkiraan memburuknya kondisi perekonomian global tahun ini dan tahun depan. Jika investor berminat, mereka menginginkan surat utang dengan imbal hasil tinggi.

Meskipun demikian, menurut Wawan, tetap ada peluang bagi PT PLN. Investor dengan portofolio jangka panjang, seperti institusi, asuransi, dan dana pensiun, tetap potensial menjadi pembeli. Apalagi akhir tahun ini ada beberapa surat utang yang sudah jatuh tempo. (EVY/BEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com