Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontribusi dari Seorang Widjojo Nitisastro

Kompas.com - 26/09/2011, 02:20 WIB

Sebuah buku berisi kumpulan tulisan dan pidato Widjojo Nitisastro, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sekaligus salah seorang arsitek pembangunan ekonomi Indonesia, diluncurkan di Auditorium FEUI, Depok, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

Buku berjudul The Indonesian Development Experience: A Collection of Writings and Speeches of Widjojo Nitisastro ini diharapkan mampu berkontribusi pada sejarah ekonomi Indonesia dan dunia.

Peluncuran buku yang merupakan hasil kolaborasi Lembaga Demografi FEUI dan Institute of Southeast Asian Studies itu menghadirkan beberapa pembicara lintas generasi yang berkiprah di FEUI bersama dengan Prof Widjojo Nitisastro, antara lain Prof Arsjad Anwar, Thee Kian Wie, dan Prof Kartomo Wirusuhardjo.

Momen itu makin bermakna karena bertepatan dengan HUT ke-84 Widjojo Nitisastro. Hadir sanak keluarga Widjojo, termasuk anak dan cucu-cucunya. Sayangnya, Widjojo berhalangan karena tengah dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Widjojo Nitisastro merupakan Guru Besar FEUI, menjabat sebagai Dekan FEUI tahun 1964-1968, dan merupakan salah seorang arsitek pembangunan ekonomi Indonesia. Pria kelahiran Malang, Jawa Timur, 23 September 1927, ini juga dikenal menaruh perhatian khusus pada persoalan manusia sebagai tujuan pembangunan dan masalah kependudukan.

Jabatan penting yang pernah diembannya antara lain Ketua Tim Bidang Ekonomi dan Keuangan dari Staf Pribadi Ketua Presidium Kabinet, Ketua Tim Ahli Ekonomi Presiden, Ketua Bappenas, Menteri Perencanaan Pembangunan, serta Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri pada era Orde Baru. Tahun 1967-1983, Widjojo menjadi ketua delegasi ke sejumlah sidang internasional, seperti Intergovernmental Group on Indonesia (IGGI) dan Paris Club. Ia juga menjadi penasihat pemerintah sejak 1983.

Meski dikenal sebagai arsitek pembangunan ekonomi Indonesia, di mata keluarga, Widjojo adalah seorang yang bersahaja, menyayangi keluarga, serta mengedepankan pendidikan, budi pekerti dan budaya Jawa dalam mendidik anak dan cucunya.

Sebagai bentuk rasa sayang kepada keluarga, buku yang baru diluncurkan itu didedikasikan untuk ketiga cucunya, yakni Sawitri Miriani, Emiria Wijayanti, dan Rafi Pradana Widjojo.

Dekan FEUI Firmanzah dalam sambutannya menyatakan, Widjojo merupakan inspirasi bagi kalangan ekonom Indonesia. Dalam pandangan Widjojo, pembangunan ekonomi tak sekadar mengejar laju pertumbuhan ekonomi, tetapi juga harus berangkat dari persoalan manusia. Pertumbuhan ekonomi tidak akan ada artinya tanpa pembangunan manusia melalui pengendalian populasi serta berbagai program pembangunan kesehatan dan pendidikan.

”Sebelum Pak Widjojo sakit, kami sempat bertemu di kediamannya. Beliau wanti-wanti, pembangunan ekonomi harus berangkat dari persoalan manusia. Kecintaan beliau pada demografi sangat luar biasa. Tentu saat Pak Widjojo mengarsiteki pembangunan ekonomi berbeda dengan situasi kini, tetapi asumsi yang digunakan tidak lekang oleh waktu,” ujar Firmanzah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com