Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Menguntungkan, Pengembang Enggan Bangun Rusunami

Kompas.com - 26/09/2011, 16:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembangan apartemen kelas menengah ke bawah diprediksi bakal melambat. Pasalnya, sejumlah pengembang menilai rusunami tidak menguntungkan. Kondisi ini bisa mengancam target pemerintah untuk membangun 1.000 menara rumah susun.

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan, tiap unit rusun sederhana milik (rusunami) dipatok seharga Rp 144 juta. Sementara kelas atas menyentuh Rp 1 miliar. Adapun keuntungan yang diraup dari hunian bersubsidi itu berkisar 10%-15%. Sedangkan apartemen kelas atas minimal 30%-40% per unit. Bagi Ali, pengembang yang membangun kedua jenis proyek itu tentu pelan-pelan meninggalkan rusunami.

"Sifat pengembang swasta kalau proyek menguntungkan, mereka maju. Soal kemampuan, pengembang pasti mampu, tapi datang masalah lain, program enggak jelas, ya pengembang kabur," tutur Ali, seperti dikutip KONTAN.

Ia mengatakan, ironisnya, pengembangan sejumlah apartemen bersubsidi mesti terhenti di tengah jalan. Sementara, sebagian pembeli rusunami sudah mengeluhkan pengembang tidak kunjung menyelesaikan proyek rusunami.

"Pemerintah harus segera bersikap, salah satunya dengan mengambil alih semua proyek," katanya.

Sejumlah pengembang yang tergabung dalam Real Estat Indonesia (REI) sempat angkat tangan membangun rusunami. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal REI, Theresia Rustandi, aturan pemberian insentif terlalu merepotkan. Asal tahu saja, yang berlaku selama ini untuk rusunami yaitu pengenaan pajak penghasilan 1% saja. Biasanya PPh untuk properti umum ialah 5%. Dengan harapan, pengembang semangat karena pungutan pajak lebih mini.

Kementerian Perumahan Rakyat memastikan Rancangan Undang-Undang (RUU) Rusun sudah tuntas dibahas bersama dewan, juga secara redaksional. Menteri Perumahan Rakyat menargetkan Oktober atau paling lambat tahun ini sudah menjadi UU Rusun.

"Sudah berubah, sekarang insentifnya Rp 6 juta - Rp 12 juta per unit," kata Suharso.

Dia berpendapat nilai tersebut dapat memancing kembali semangat pengembang dengan sasaran akhir, masyarakat berpenghasilan rendah bisa punya hunian. Dengan patokan Rp 144 juta per unit, pemerintah juga menyiapkan disinsentif bagi pengembang yang menjual rusunami dengan harga seenaknya. (Maria Rosita/ KONTAN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Work Smart
Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com