Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidayat, Sales yang Sukses Menjadi Pengusaha Madu

Kompas.com - 01/11/2011, 06:35 WIB

Setelah paham betapa menguntungkannya bisnis ini, lima tahun kemudian Hidayat memutuskan keluar dari pekerjaannya. Istrinya sempat menentang lantaran gaji sebagai karyawan dan hasil penjualan madu sudah cukup membiayai hidup. Tapi, jiwa wiraswasta Hidayat kadung menyala.

Dipecat mitra sendiri

Hidayat lantas mengajak teman yang lebih dulu berbisnis madu untuk bekerja sama membuat madu kemasan. Pada tahun 2005, perusahaan tersebut berdiri. Hidayat menyuntikkan modal Rp 30 juta, sementara sang rekan Rp 70 juta.

Tak disangka, secara mendadak Hidayat yang memimpin operasional perusahaan itu diberhentikan sepihak oleh rekan bisnisnya. “Saya tidak menyangka padahal selama lima tahun bekerja sama, hubungan kami baik-baik saja,” katanya. Dia mengaku kecewa, tapi juga ikhlas. Perusahaan yang dibangun dengan modal Rp 100 juta tersebut saat itu memiliki aset senilai Rp 1,3 miliar.

Namun, Hidayat tak lantas terpuruk. Berkat hubungannya yang baik dengan rekan-rekannya saat menjadi pemasar madu, ia mendapatkan kepercayaan dari seorang teman. Ia dipinjami modal usaha sebesar Rp 200 juta. “Saya dipercaya karena mampu menghasilkan madu berkualitas dengan harga murah,” katanya.

Dengan modal koloni lebah sebanyak 120 kotak di Subang, Hidayat merintis lagi usaha madu dari awal dengan nama CV Madu Apriari Mutiara di tahun 2005. Rumahnya di Cimanggis dia jadikan sebagai tempat pengolahan madu.

Hidayat memproduksi dan memasarkan madu ke agen-agen penjual yang pernah menjadi mitranya dulu. Ia pun menggunakan website untuk memperluas pasar.

Tiga bulan pertama, usaha ini mulai terlihat hasilnya. Jika pada awal usaha omzetnya hanya Rp 150 juta per bulan, sekarang sudah Rp 300 juta per bulan. “Kebutuhan madu masih besar, saya sering kekurangan stok bahan baku," katanya.

Ke depan Hidayat ingin membuat madu kualitas tinggi untuk dijual ke kalangan menengah atas. “Untuk memperluas pasar madu,” katanya. (Feri Kristianto/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com