Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidayat, Sales yang Sukses Menjadi Pengusaha Madu

Kompas.com - 01/11/2011, 06:35 WIB

KOMPAS.com - Sempat menjadi juru jual madu, Sri Hidayat akhirnya berhasil menjadi pengusaha madu kemasan dan curah nan sukses. Meski pernah dikecewakan mitranya, kini ia bisa mendirikan perusahaan sendiri. Omzet usahanya mencapai Rp 300 juta per bulan.

Percaya pada kemampuan diri sendiri dan selalu pantang menyerah akan berujung pada kesuksesan. Sri Hidayat membuktikan kebenaran petuah itu. Keberhasilannya membangun CV Madu Apiari Mutiara, perusahaan penghasil madu kemasan, tak lepas dari kemauan dia untuk belajar dan bekerja keras agar selalu maju.

Lewat tangan dingin pengusaha yang biasa dipanggil Hidayat ini, CV Madu Apiari mampu bersaing di pasar madu kemasan nasional. Perusahaan yang terkenal dengan merek Madu Mutiara Ibu ini juga berhasil membuat beragam produk turunan madu seperti sampo, sabun cair, tetes mata, propolis, royal jelly, dan sebagainya. Kini penjualan Madu Apiari Mutiara mencapai 3 ton madu sebulan.

Selain dalam kemasan, Hidayat juga memasok madu curah ke beberapa produsen makanan seperti PT Holdin dan PT Suprasari. Saban bulan, omzet usaha penjualan madu ini mencapai Rp 300 juta. Total nilai aset Madu Apriari saat ini sudah mencapai Rp 3 miliar.

Perjuangan Hidayat membesarkan Madu Apiari bukan tanpa hambatan. Ia harus melewati rintangan, bahkan dari rekan bisnisnya sendiri. Lulusan Diploma III Institut Pertanian Bogor (IPB) itu sebenarnya berangan-angan menjadi guru. Namun, ketika melanjutkan kuliah S-1 di Universitas Siliwangi (Unsil), ia memutuskan berkarier di bidang pertanian.

Setelah lulus, Hidayat bekerja di perusahaan pupuk. Tapi ketika sudah berkeluarga, ia terpaksa mengundurkan diri karena harus sering bertugas ke luar kota. Hidayat mencari pekerjaan apa saja asal dekat dengan keluarga. “Waktu itu pilihan yang ada menjadi salesman madu,” katanya.

Hidayat lantas bekerja di perusahaan madu besar di Depok, Jawa Barat, itu. Dia mendapat tugas memasarkan madu-madu produksi perusahaan itu. Meski tanpa bekal ilmu pemasaran, ia tetap percaya diri. “Yang penting tetap semangat,” ujarnya.

Hidayat selalu bisa memenuhi target perusahaan. Target mendapatkan 150 agen madu hanya dalam tempo tiga bulan berhasil ia penuhi dalam sebulan. "Waktu itu, saya masuk ke pasar-pasar dan mal untuk menawari setiap orang," kenang Hidayat.

Karena target sudah terpenuhi, Hidayat penasaran pada seluk-beluk bisnis madu. Ia lantas mengikuti kursus budidaya lebah di almamaternya. Dari sinilah Hidayat mendapatkan pengetahuan tentang lika-liku produksi madu. Kebetulan, untuk praktik, dia mendapatkan 40 koloni lebah. Alhasil, sambil bekerja sebagai tenaga pemasar, Hidayat juga berusaha memproduksi madu sendiri.

Untuk menambah penghasilan keluarga, madu-madu hasil lebah piaraannya dijual ke perusahaan tempatnya bekerja. Nah, dari sini dia makin tahu seluk-beluk bisnis madu. Pasalnya, madunya dihargai cukup murah oleh perusahaan, tetapi menjadi mahal ketika sudah dia kemas dan dijual.

Setelah paham betapa menguntungkannya bisnis ini, lima tahun kemudian Hidayat memutuskan keluar dari pekerjaannya. Istrinya sempat menentang lantaran gaji sebagai karyawan dan hasil penjualan madu sudah cukup membiayai hidup. Tapi, jiwa wiraswasta Hidayat kadung menyala.

Dipecat mitra sendiri

Hidayat lantas mengajak teman yang lebih dulu berbisnis madu untuk bekerja sama membuat madu kemasan. Pada tahun 2005, perusahaan tersebut berdiri. Hidayat menyuntikkan modal Rp 30 juta, sementara sang rekan Rp 70 juta.

Tak disangka, secara mendadak Hidayat yang memimpin operasional perusahaan itu diberhentikan sepihak oleh rekan bisnisnya. “Saya tidak menyangka padahal selama lima tahun bekerja sama, hubungan kami baik-baik saja,” katanya. Dia mengaku kecewa, tapi juga ikhlas. Perusahaan yang dibangun dengan modal Rp 100 juta tersebut saat itu memiliki aset senilai Rp 1,3 miliar.

Namun, Hidayat tak lantas terpuruk. Berkat hubungannya yang baik dengan rekan-rekannya saat menjadi pemasar madu, ia mendapatkan kepercayaan dari seorang teman. Ia dipinjami modal usaha sebesar Rp 200 juta. “Saya dipercaya karena mampu menghasilkan madu berkualitas dengan harga murah,” katanya.

Dengan modal koloni lebah sebanyak 120 kotak di Subang, Hidayat merintis lagi usaha madu dari awal dengan nama CV Madu Apriari Mutiara di tahun 2005. Rumahnya di Cimanggis dia jadikan sebagai tempat pengolahan madu.

Hidayat memproduksi dan memasarkan madu ke agen-agen penjual yang pernah menjadi mitranya dulu. Ia pun menggunakan website untuk memperluas pasar.

Tiga bulan pertama, usaha ini mulai terlihat hasilnya. Jika pada awal usaha omzetnya hanya Rp 150 juta per bulan, sekarang sudah Rp 300 juta per bulan. “Kebutuhan madu masih besar, saya sering kekurangan stok bahan baku," katanya.

Ke depan Hidayat ingin membuat madu kualitas tinggi untuk dijual ke kalangan menengah atas. “Untuk memperluas pasar madu,” katanya. (Feri Kristianto/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah terhadap Dollar AS, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Baht hingga Ringgit

Rupiah Melemah terhadap Dollar AS, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Baht hingga Ringgit

Whats New
5 Minimal Saldo BRI untuk Tarik Tunai ATM Sesuai Jenis Tabungannya

5 Minimal Saldo BRI untuk Tarik Tunai ATM Sesuai Jenis Tabungannya

Spend Smart
Seleksi CPNS 2024 Dimulai Juni-Juli, Masih Ada 4 Instansi Belum Mengisi Rincian Formasi

Seleksi CPNS 2024 Dimulai Juni-Juli, Masih Ada 4 Instansi Belum Mengisi Rincian Formasi

Whats New
[POPULER MONEY] Indonesia Selangkah Lebih Dekat Gabung Klub Negara Maju | Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

[POPULER MONEY] Indonesia Selangkah Lebih Dekat Gabung Klub Negara Maju | Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
XL Axiata Ubah Susunan Direksi dan Komisaris

XL Axiata Ubah Susunan Direksi dan Komisaris

Whats New
Ketidakpastian Global Percepat Adopsi 'Blockchain'

Ketidakpastian Global Percepat Adopsi "Blockchain"

Whats New
XL Axiata Bakal Tebar Dividen Rp 635,55 Miliar

XL Axiata Bakal Tebar Dividen Rp 635,55 Miliar

Whats New
Instansi Pemerintah Diminta Segera Selesaikan Rincian Formasi ASN 2024

Instansi Pemerintah Diminta Segera Selesaikan Rincian Formasi ASN 2024

Whats New
Starlink Segera Beroperasi di RI, Telkom Tak Khawatir Kalah Saing

Starlink Segera Beroperasi di RI, Telkom Tak Khawatir Kalah Saing

Whats New
Pandu Sjahrir Ungkap Tantangan Industri Batu Bara, Apa Saja?

Pandu Sjahrir Ungkap Tantangan Industri Batu Bara, Apa Saja?

Whats New
Dukung Efisiensi Energi dan Keberlanjutan, Pupuk Kaltim 'Revamping' Pabrik Tertua

Dukung Efisiensi Energi dan Keberlanjutan, Pupuk Kaltim "Revamping" Pabrik Tertua

Whats New
Seleksi Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN 2024 Digelar Juni

Seleksi Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN 2024 Digelar Juni

Whats New
Indodax: Pencucian Uang dengan Aset Kripto Mudah Dilacak

Indodax: Pencucian Uang dengan Aset Kripto Mudah Dilacak

Whats New
Penjualan iPhone Anjlok Hampir di Seluruh Negara di Dunia

Penjualan iPhone Anjlok Hampir di Seluruh Negara di Dunia

Whats New
Menpan-RB Pastikan Seleksi CPNS 2024 Bebas Joki dan Titipan Pejabat, Ini Alasannya

Menpan-RB Pastikan Seleksi CPNS 2024 Bebas Joki dan Titipan Pejabat, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com