Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Bakal Sentuh Rekor Lagi?

Kompas.com - 03/11/2011, 00:20 WIB
Ester Meryana

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com — Harga emas diprediksi mampu bangkit dari penurunan bulanan terbesarnya sejak tahun 2008 dan bakal kembali menciptakan rekor pada Maret 2012. Pertumbuhan ekonomi yang mengalami stagnasi dan belum terselesaikannya krisis utang Uni Eropa (UE) menjadi faktor pendongkrak kenaikan harga logam mulia ini.

Menurut estimasi yang dihimpun Bloomberg, perdagangan emas berjangka di New York kemungkinan akan naik 13 persen ke posisi harga 1.950 dollar AS per troy ounce (setara dengan 31,1 gram) pada akhir kuartal I-2012.

Prediksi tersebut berasal dari 8 dari 10 analis teratas yang ditelusuri oleh Bloomberg minimal 8 kuartal terakhir. "Terjadi kehilangan keyakinan pada seluruh sistem finansial dan (terjadi) kebutuhan mendesak untuk investasi safe haven," ujar Ronald Stoeferle, analis Erste Group Bank AG, Vienna, yang merupakan peramal terakurat kedua dalam tiga bulan belakangan, Rabu (2/11/2011) waktu setempat. Ronald pun menyebutkan, emas berada pada kondisi yang sangat bagus.

Kepemilikan produk yang diperdagangkan di bursa yang ditopang oleh emas mengalami kenaikan tertinggi dalam 3 bulan selama Oktober. Dan, ada kemungkinan emas bisa dibeli pada level harga 2.000 dollar AS pada 22 November mendatang. Permintaan akan emas ini memang cenderung naik sejak Mei lalu seiring dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat dan kian tingginya kekhawatiran akan krisis utang Eropa tidak bisa diselesaikan. Kekhawatiran itu menyebabkan 7,5 triliun dollar AS hilang dari nilai ekuitas global.

Sementara itu, menurut perkiraan World Gold Council yang berbasis di London, emas yang dibeli untuk investasi sebanyak 38 persen dari total permintaan pada 2010. Persentase itu jauh lebih kecil pada satu dekade sebelumnya, yakni hanya 4 persen.

Emas (akan) menarik bagi siapa pun

Menurut data Dana Moneter Internasional (IMF), emas bukan hanya diburu oleh para investor. Sejumlah negara, di antaranya Thailand, Bolivia, Kazakhstan, dan Tajikistan, terus menambah cadangan emasnya pada bulan September lalu. Hal serupa juga dilakukan sejumlah bank sentral. Bank sentral melakukan penambahan cadangan dalam bentuk emas untuk pertama kalinya dalam satu generasi.

Misalnya saja pada 31 Oktober lalu, Bank Sentral Swiss mengumumkan bahwa bank tersebut menghasilkan keuntungan kembali dalam sembilan bulan pertama 2011 seiring dengan kepemilikan emasnya membantu menutupi kerugian dari menyimpan mata uang.

Pandangan positif akan emas juga dikemukakan oleh Jochen Hitzfeld, analis UniCredit SpA, di Munich, Rabu waktu setempat. "Ada potensial yang sangat besar bagi emas pada tahun-tahun mendatang," ujar Jochen.

Menurut dia, investor akan membeli emas. Aksi beli itu akan diperkuat dengan membeli dari bank sentral. "Harga memang telah naik sedikit lebih cepat, tapi penurunan itu hanya waktu (emas) untuk 'bernapas'," tambah dia.

Apa yang dikemukakan oleh Jochen tersebut pernah terjadi pada Oktober 2008. Saat itu, emas mengalami penurunan yang signifikan. Harga emas jatuh 18 persen seiring dengan buruknya resesi global. Ekuitas dan komoditas pun anjlok dalam kondisi yang buruk (bear markets). Namun, dua bulan berikutnya, harga si kuning ini naik 23 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com