Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Publik Kian Dilibatkan dalam Persaingan Usaha

Kompas.com - 16/11/2011, 04:09 WIB

Kuta, Kompas - Pemerintah negara-negara di kawasan ASEAN mendorong lebih banyak partisipasi publik dalam hal persaingan usaha, baik di masing-masing negara maupun antarnegara di kawasan. Ini dalam rangka penyamaan persepsi untuk mendukung perdagangan bebas sekaligus meningkatkan daya saing suatu negara.

”Tidak lengkapnya informasi tentang kebijakan persaingan yang mendukung Integrasi Ekonomi ASEAN serta pengadopsian kebijakan persaingan dalam yurisdiksi adalah masalah yang mungkin muncul dalam pelaksanaan kebijakan persaingan di suatu negara,” kata Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Nawir Messi di ASEAN Competition Conference (ACC), Kuta, Badung, Bali, Selasa (15/11).

Kegiatan ACC digelar selama dua hari dan dihadiri wakil pemerintah, lembaga-lembaga persaingan usaha, pelaku usaha, serta praktisi hukum di negara-negara anggota ASEAN. Pembukaan juga dihadiri oleh Deputy Secretary-General of ASEAN for ASEAN Economic Community Pushpanathan Sundram dan Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi.

Nawir menyatakan, forum ACC ini baru pertama kali diselenggarakan di ASEAN. Diharapkan, inisiatif KPPU bersama sejumlah lembaga, seperti Sekretariat ASEAN, ASEAN Experts Group on Competition, dan Japan International Cooperation Agency, ini mampu menarik lebih banyak partisipasi publik dalam hal perhatian atas persaingan usaha.

Tiga pilar

Menurut dia, idealnya kebijakan persaingan usaha diletakkan dalam tiga pilar, yakni iktikad baik pembuat kebijakan, dukungan publik, dan kesadaran pelaku usaha. Ketiganya harus berjalan seimbang sehingga kebijakan persaingan dapat berkembang.

Bayu Krisnamurthi menyatakan, kebijakan persaingan merupakan bagian penting untuk mendukung perdagangan bebas dan meningkatkan daya saing suatu negara. Tujuan mempromosikan kebijakan persaingan tahun 2015 bersamaan dengan Komunitas Masyarakat ASEAN memerlukan peran aktif semua pihak, termasuk publik pada umumnya.

Selain mengajak lebih banyak partisipasi publik, dalam pertemuan itu juga dibahas sejumlah hal, antara lain manfaat kebijakan dan hukum persaingan terhadap konsumen, perkembangan ekonomi dan pembangunan secara umum di ASEAN, dukungan kebijakan dan hukum persaingan terhadap usaha kecil dan menengah, serta perbandingan rezim persaingan di ASEAN.

Kepala Biro Humas dan Hukum KPPU Ahmad Junaidi mengungkapkan, sejauh ini di sejumlah negara telah berdiri lembaga pengawas persaingan usaha seperti halnya KPPU dan ada di antaranya yang melebur dengan kementerian tertentu. Myanmar, Laos, dan Kamboja adalah contoh negara-negara yang tengah dalam proses pembuatan komisi persaingan usaha.

(BEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com