Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikutnya, Penurunan Peringkat Utang

Kompas.com - 06/12/2011, 16:34 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Haru-biru krisis utang di zona euro belumlah usai. Paling mutakhir adalah catatan paling gres dari lembaga pemeringkat rating utang Standard and Poor's (S&P's). Sebagaimana warta AP dan AFP pada Selasa (6/12/2011), lembaga ini mengelompokkan seluruh anggota zona euro ke dalam kotak bertajuk "pengawasan kredit". Menariknya, Jerman dan Perancis yang merupakan pentolan zona euro pun termasuk di dalam kotak itu.

Itu berarti enam negara di belahan dunia ini yang mempunyai peringkat atas AAA berpeluang 50% akan turun peringkatnya.

Kabar ini mengagetkan kalangan investor. Akibatnya, nilai saham kembali melorot begitu pula nilai mata uang euro.

Sementara itu, Perancis dan Jerman mengatakan sebuah traktat baru Uni Eropa sangat diperlukan untuk mengatasi krisis ini. Usulan traktat baru muncul setelah pertemuan antara Presiden Perancis Nicolas Sarkozy serta Kanselir Jerman Angela Merkel, di Paris, kemarin.

Menurut kedua pemimpin dari 17 negara anggota zona euro, seluruhnya harus mampu menghadapi tantangan untuk memperketat anggaran dan ancaman pengenaan sanksi bila ada negara yang sampai jatuh dalam perangkap defisit. Kedua tokoh juga mengusulkan traktat baru sudah selesai dirumuskan Maret untuk mencegah terjadinya krisis finansial yang sama.

Pertemuan Paris yang digelar menjelang pertemuan puncak pimpinan negara UE yang dijadwalkan Jumat ini dipandang sangat krusial terhadap kelangsungan kawasan mata uang tunggal ini ke depan.

Menteri Keuangan AS, Timothy Geithner, telah tiba di Eropa juga untuk bertemu sejumlah pejabat puncak keuangan sejumlah negara, menjelang KTT zona euro. Selasa ini, Geithner dijadwalkan bertemu Gubernur Bank Sentral Eropa di Frankfurt sebelum bertemu Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schauble.

Di luar Jerman dan Perancis, Austria, Belanda, Finlandia serta Luksemburg saat ini juga memegang rating top AAA yang dikeluarkan S&P's. Pengumuman terbaru S&P's berarti ada separuh risiko negara-negara tersebut akan kehilangan rating mereka dalam 90 hari mendatang.

Pengamat juga menekankan langkah S&P's ini menunjukkan besarnya tekanan ketidakpastian yang membayangi negara-negara zona euro, seperti Italia, ke arah posisi gagal bayar di masa depan.

Keputusan lembaga pemeringkat ini dianggap tidak kontroversial. Pasalnya, bank-bank di kawasan zona euro sudah lama mengalami kesulitan meminjam uang. Lalu, perekonomian sebagian negara anggota juga berjalan karena jaminan pemerintah negara lain yang lebih besar, serta munculnya risiko resesi yang makin nyata.

Namun, waktu pengeluaran pengumuman S&P's dianggap kontroversial yakni hanya berselang beberapa saat setelah Perancis dan Jerman sepakat menyusun traktat baru dengan maksud memasukkan seluruh negara agar lebih disiplin dalam hal pengaturan keuangannya. Baik Sarkozy dan Merkel mengatakan akan mencatat peringatan S&P's itu.

 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menpan-RB Pastikan Seleksi CPNS 2024 Bebas Joki dan Titipan Pejabat, Ini Alasannya

Menpan-RB Pastikan Seleksi CPNS 2024 Bebas Joki dan Titipan Pejabat, Ini Alasannya

Whats New
Turkiye Hentikan Seluruh Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Seluruh Ekspor dan Impor dengan Israel

Whats New
Blibli Hadirkan Promo May Day Dale 5.5, Ada Diskon hingga 90 Persen

Blibli Hadirkan Promo May Day Dale 5.5, Ada Diskon hingga 90 Persen

Spend Smart
Catat, Ini Aturan Naik Kereta bagi Ibu Hamil

Catat, Ini Aturan Naik Kereta bagi Ibu Hamil

Work Smart
Teguk Gandeng Aice Dongkrak Pasar Lokal, Targetkan Penjualan Es Krim 40 Persen

Teguk Gandeng Aice Dongkrak Pasar Lokal, Targetkan Penjualan Es Krim 40 Persen

Whats New
Modal Asing Masuk Lagi, Bos BI: Rupiah Bakal Menguat hingga Akhir Tahun

Modal Asing Masuk Lagi, Bos BI: Rupiah Bakal Menguat hingga Akhir Tahun

Whats New
BRImo Jadi 'Exclusive Mobile Banking Partner' di Ajang Spartan Race

BRImo Jadi "Exclusive Mobile Banking Partner" di Ajang Spartan Race

Whats New
Gelar Event “Elevating ESG Impact”, BMSG Lanjutkan Komitmen ESG Bank Mandiri di Mancanegara

Gelar Event “Elevating ESG Impact”, BMSG Lanjutkan Komitmen ESG Bank Mandiri di Mancanegara

Whats New
Telkom Bagi-bagi Dividen Rp 17,68 Triliun

Telkom Bagi-bagi Dividen Rp 17,68 Triliun

Whats New
Harga Minyak Mentah Indonesia Naik Jadi 87,61 Dollar AS, Ini Pendongkraknya

Harga Minyak Mentah Indonesia Naik Jadi 87,61 Dollar AS, Ini Pendongkraknya

Whats New
Aliran Modal Asing Akhirnya Kembali Masuk ke

Aliran Modal Asing Akhirnya Kembali Masuk ke

Whats New
Mantan Menkominfo Rudiantara Jadi Komisaris Utama DANA

Mantan Menkominfo Rudiantara Jadi Komisaris Utama DANA

Whats New
Ombudsman Minta Seleksi CASN Diundur Setelah Pilkada, MenPAN-RB: Tidak Mungkin Ditunda

Ombudsman Minta Seleksi CASN Diundur Setelah Pilkada, MenPAN-RB: Tidak Mungkin Ditunda

Whats New
IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

Whats New
Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com