Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terimbas Ambil Untung, IHSG Dibuka Melemah

Kompas.com - 13/12/2011, 09:52 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Investor di pasar modal nasional langsung mengambil langkah ambil untung, Selasa (13/12/2011). Ini searah dengan pelemahan bursa global semalam diikuti penurunan bursa regional pagi ini.  

 

Indeks Harga Saham Gabungan dibuka melemah 38,137 poin (1,01 persen) ke level 3.754,012. Indeks LQ45 dibuka turun 9,265 poin (1,38 persen) ke level 660,916.  

 

Indeks saham bursa Wallstreet kembali terkoreksi pada perdagangan tadi malam dimana indeks Dow Jones ditutup melemah 162,87 poin atau 1,34 persen, S&P turun 1,49 persen, dan Nasdaq turun 1,31 persen .

Investor kembali melakukan aksi jual dan mengamankan posisi setelah menyadari bahwa krisis eropa masih jauh dari selesai. Saham Caterpillar, Bank of America, dan JP Morgan memimpin pelemahan indeks setelah turun lebih dari 3 persen.

 

Bursa Eropa ditutup melemah akibat investor kembali khawatir pada penyelesaian masalah eropa yang masih jauh dari selesai. Indeks FTSE turun 1,83 persen. Saham-saham perbankan memimpin pelemahan.

 

Bursa Asia pagi ini terpantau bergerak melemah, Nikkei turun 1,46 persen dan Kospi turun 1,67 persen .

 

Riset Semesta Indovest memperkirakan IHSG hari ini akan kembali terkoreksi seiring terkoreksi nya bursa regional pagi ini.

Pergerakan indeks diperkirakan masih akan volatil hingga akhir tahun mengikuti perkembangan isu Eropa . Secara teknikal, stochastic mulai terlihat jenuh walau MACD masih dalam posisi yang netral. Ini merupakan peluang koreksi yang cukup wajar. 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com