Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prospektif, Pertumbuhan Industri 2012

Kompas.com - 17/12/2011, 02:55 WIB

Jakarta, Kompas - Terus membaiknya kinerja sektor industri nonminyak dan gas dalam dua tahun terakhir ini membuka peluang bagi sektor industri nonmigas untuk tetap tumbuh pada kisaran 6,0 persen hingga 7,1 persen pada tahun 2012. Penggerak pertumbuhan bertumpu pada industri otomotif, industri logam dasar besi dan baja, industri makanan dan minuman, serta industri tekstil, barang kulit, dan alas kaki.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengemukakan hal itu dalam pemaparan kinerja Kementerian Perindustrian tahun 2011 dan rencana tahun 2012 di Jakarta, Jumat (16/12).

Hidayat menjelaskan, memburuknya perekonomian dunia berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi global. Namun, kondisi perekonomian Indonesia tetap dapat berlangsung dengan pertumbuhan ekonomi cukup moderat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III tahun 2011 cukup menggembirakan, dengan pertumbuhan sektor industri pengolahan nonmigas pada triwulan III mencapai 6,98 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan PDB yang sebesar 6,54 persen.

Secara kumulatif, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sampai dengan triwulan III tahun 2011 adalah 6,49 persen, jauh lebih tinggi dari pertumbuhan industri nonmigas sepanjang tahun 2010 yang hanya 5,09 persen. Ini pun merupakan pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2005.

”Kami melihat lima subsektor industri bakal menjadi penggerak perekonomian pada masa mendatang. Penyikapan-penyikapan khusus terhadap lima subsektor tersebut juga sangat ditingkatkan,” kata Hidayat.

Besi baja tertinggi

Selama triwulan III tahun 2011, pertumbuhan tertinggi dicapai industri logam dasar besi dan baja sebesar 15,03 persen; industri tekstil, barang kulit, dan alas kaki sebesar 8,63 persen; industri makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,29 persen; serta industri alat angkut, mesin, dan peralatan sebesar 7,01 persen.

Sementara itu, kinerja ekspor industri pengolahan nonmigas terus menunjukkan tren positif. Nilai ekspor periode Januari-September 2011 mencapai 91,8 miliar dollar AS atau mengalami peningkatan sebesar 33,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

”Sampai akhir tahun 2011, hal yang bisa memengaruhi pertumbuhan industri adalah dampak negatif krisis Eropa dan Amerika Serikat. Bersama Kementerian Perdagangan, kita harus mulai menggerakkan diversifikasi pasar,” ujar Hidayat.

Staf Khusus Menteri Perindustrian Benny Soetrisno memandang, program-program pendukung kegiatan industri harus terus diperkuat. Pokok persoalannya adalah daya saing industri bakal semakin terdesak karena krisis ekonomi Eropa dan pelambatan ekonomi Amerika Serikat. Namun, pasar domestik juga tetap harus dijaga agar produk impor yang cenderung bersifat dumping tidak menggerus industri domestik. (OSA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com