KOMPAS.com — Pada dasarnya, industri obat berbahan dasar herbal ataupun jamu menyambut baik kebijakan pemerintah yang menempatkan obat herbal bersanding dengan obat berbahan dasar kimia di rumah-rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Pasalnya, sudah lama sekali orang Indonesia mengenal jamu sebagai obat penyembuh berbagai macam penyakit.
Adalah Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih pada 6 Januari 2010 yang mendorong dokter-dokter mau memakai jamu dalam pengobatannya. Sementara data Pemerintah Indonesia menunjukkan pengembangan tanaman untuk obat-obatan di Indonesia berpotensi amat besar. Setidaknya, ada sekitar 4.000 jenis tanaman yang dianggap memiliki khasiat untuk pengobatan.
Lalu, saat ini 18 tanaman herbal yang lulus standar uji klinis. Selanjutnya, lima jenis masih proses.
Tak cuma itu, di sisi timur Istana Kepresidenan di Cipanas, Jawa Barat, sudah ada Taman Herbalia sejak tahun lalu. Taman seluas 2.600 meter persegi tersebut memiliki 207 jenis tanaman herbal. Tanaman-tanaman itu merupakan percontohan bagi pengembangan tanaman herbal di dalam negeri.
Kendati demikian, konsekuensinya, industri obat berbahan dasar herbal dan jamu memperoleh peluang untuk meningkatkan produksi. Brand Manager Tolak Angin Sido Muncul Retna Widawati mengatakan hal tersebut pada Rabu (21/12/2011) bertepatan dengan peluncuran iklan Tolak Angin Cair Anak versi Kasih Ibu. "Memang, produksi harus ditingkatkan," katanya.
Menurut pengalaman Retna, Jawa Tengah, yang juga menjadi basis produksi Sido Muncul, sudah merealisasikan program pemerintah itu. "Kami juga akan masuk ke 70 rumah sakit di Indonesia yang menjadi program pemerintah," katanya lagi.