Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indeks: Alat Evaluasi Strategi Investasi

Kompas.com - 28/12/2011, 10:28 WIB

Dengan menggabungkan metodologi perhitungan indeks dengan pilihan instrumen pasar modal dan keuangan yang dimasukkan dalam perhitungan tersebut, maka indeks diharapkan dapat memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi dan arah pergerakan pasar yang mutakhir dari suatu instrumen investasi.

Semua angka indeks selalui dimulai dari angka 100. Dengan demikian, dengan mengetahui angka indeks yang terakhir, dengan mudah Diketahui seberapa besar kenaikan atau penurunan nilai dari pasar yang digambarkan oleh indeks tersebut. Bila kita mengetahui bahwa Indeks Harga Saham KOMPAS100 ditetapkan pada angka 100 di tanggal 10 Agustus 2002 dan kita tahu angka indeks tersebut di tanggal 10 Agustus 2011 berada di tingkat 881,45, maka kita akan tahu bahwa harga saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia telah meningkat 8 kali lipat di sepanjang periode tersebut.

Contoh lain (lihat Ilustrasi 1), bila kita mengetahui bahwa Indeks Total Return Obligasi Korporasi IBPA ditetapkan pada angka 100 di tanggal 4 Januari 2010 dan kita tahu angka indeks tersebut di tanggal 23 Desember 2011 berada di tingkat 123.2311, maka kita akan tahu bahwa pasar obligasi korporasi Indonesia telah memberikan imbal hasil (return) bagi investornya sebesar 23,23 persen di sepanjang periode tersebut.

Indeks sebagai Acuan Evaluasi Investasi

Jadi, dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa indeks di dunia pasar modal dan keuangan adalah indikator perubahan yang memberikan gambaran tentang apa yang sudah terjadi pasar.

Dengan demikian kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis yang diajukan di awal tulisan ini. Berbekal Indeks, yang merupakan ukuran obyektif sebagai acuan atau pembanding dari hasil investasi yang sudah diperoleh, maka akan sukses atau tidaknya sebuah strategi investasi dapat diukur secara obyektif.

Contoh sederhana pengukuran dapat dilihat di Ilustrasi 2. Dalam tampilan grafik tersebut terlihat bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (garis warna biru) pada tanggal 23 Desember 2011 menunjukan angka +5 persen, atau bergerak dari angka indeks 3,217.95 pada 23 Desember 2010 dan berakhir di angka 4,195.72 di tanggal yang sama tahun 2011. Sementara di sisi lain, harga saham PT Telkom Tbk. (garis warna hijau) mengalami penurunan harga hingga hampir 10 persen.

Andaikan seluruh dana investasi milik seorang investor hanya dibelikan saham TLKM semata, maka bisa dikatakan investor tersebut mengalami kerugian ganda pada akhir periode tersebut. Kerugian yang pertama adalah bahwa nilai dana investasinya turun hingga hampir 10 persen. Sementara kerugian yang kedua adalah investor tersebut kehilangan kesempatan untuk meningkatkan nilai dana investasinya sebesar hampir 5 persen, bila dibelikan saham selain TLKM dalam periode tersebut.

Berdasarkan evaluasi di akhir periode di atas, dapat disimpulkan bahwa investor tersebut tidak berhasil dengan strategi investasinya. Bahkan bisa dikatakan sebagai “sudah jatuh tertimpa tangga” karena ia mengalami kerugian dari penurunan saham TLKM nya dan tidak menyadari bahwa ada saham-saham lain (diluar TLKM) yang harganya justru sedang naik dengan pesat. Suatu kondisi yang dapat dihindari apabila investor tersebut memahami cara memonitor investasinya dengan menggunakan indeks-indeks yang tersedia di pasar.

Indeks sebagai Alat Monitor Investasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Whats New
Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com