Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Robot Karya Mahasiswa UGM Bisa Deteksi Korban Bencana

Kompas.com - 06/01/2012, 09:20 WIB

KOMPAS.com - Mahasiswa UGM menciptakan robot bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan korban bencana. Robot ini diciptakan oleh Tim Boyo Instrument yang mengikuti kompetisi robot dunia “The 13th International Robot Olympiad 2011” yang diikuti oleh 100 tim dari 13 negara, Desember lalu, di Jakarta. Mereka berhasil meraih emas berkat robot terbang yang diciptakan untuk kategori Creative Robot. Dalam kompetisi ini, selain meraih emas, UGM juga membawa pulang medali perak melalui Tim Gamaro dengan robot tarinya.

Ketua Tim Boyo Instrument, Christian Antonia L.P., mengatakan, dalam kontes robot tersebut mereka membuat dua robot, yakni Quadcopter yang diberi nama "Si Pitung" dan Explorer Bot bernama ''Paijo''. Quadcopter merupakan robot terbang yang dapat membawa muatan berupa robot mobil yang dapat terbang ke lokasi titik bencana dan memantau kondisi dari atas.

Pada titik bencana, Quadcopter akan menerjunkan robot mobil yang dapat menelusup ke reruntuhan dan mendeteksi keberadaan korban. Kemudian, robot akan mengirimkan data lingkungan sekitar berupa suhu, konsentrasi gas beracun, dan lain-lain, ke pusat pengendali yang berada jauh dari lokasi bencana, sehingga tim SAR dapat mengetahui lokasi korban dan kondisi lingkungan sekitar. Terbatasnya anggaran, membuat para mahasiswa ini secara kreatif memanfaatkan barang-barang bekas untuk membuatnya.

“Kami menggunakan alumunium jemuran untuk membuat rangka pesawat. Begitu pula untuk kerangka Quadcopter,  memakai teralis bekas milik teman-teman kos dan sebagian lainnya hasil berburu di Pasar Klithikan (pasar barang bekas di Yogyakarta),” jelas Christian, Kamis (5/1/2012), di Stana Parahita UGM, Yogyakarta.

Christian memaparkan, Quadcopter memiliki daya jelajah sejauh 1 kilometer dengan lama terbang 15 menit, tergantung daya baterai. Begitu pula dengan robot mobil yang memiliki daya jelajah 1 kilometer dengan kemampuan sensor sejauh 6 meter. Menurut Christian, berdasarkan penilaian dewan juri, karya timnya dipilih menjadi yang terbaik karena beberapa kelebihan, di antaranya pembuatan robot yang murah karena menggunakan barang bekas.

“Kelebihan yang lain karena negara lain tidak ada yang memiliki inovasi seperti yang kami lakukan, yaitu membuat robot terbang yang dikombinasikan dengan robot darat,” jelasnya.

Robot terbang ciptaan 9 mahasiswa ini terdiri atas empat baling-baling, yang bagian bawahnya terdapat rangka untuk menempatkan robot mobil. Mereka memasang sejumlah sensor penstabil, seperti sensor gyro untuk mendeteksi percepatan sudut, sensor akselerometer yang berguna untuk mengontrol kemiringan, serta GPS untuk mengirimkan posisi koordinat lokasi Quadcopter.

Sementara itu, Exploler Bot atau robot mobil dilengkapi dengan kamera untuk melihat kondisi di lokasi bencana. Pada robot ini juga ditanamkan sensor inframerah untuk mendeteksi keberadaan korban yang masih hidup. Selain itu, juga disiapkan sensor suhu.

“Total untuk membuat robot ini ini menghabiskan dana 8,8 juta rupiah,” ujar Andika Pramanta Yudha, salah satu anggota tim.

Andika menyebutkan, latar belakang pembuatan robot untuk bencana ini karena Yogyakarta merupakan daerah rawan bencana. Ke depan, akan dikembangkan dengan menambahkan sensor tambahan, seperti sensor gas atau sensor vulkanik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com