Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Jangan Sembrono

Kompas.com - 13/01/2012, 14:31 WIB
Imam Prihadiyoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Anggota Komisi Energi Nasional DPR, Mardani, Jumat (13/1/2012), meragukan keseriusan pemerintah dalam melakukan kebijakan konversi dari bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG).

"Saya melihat pemerintah terburu-buru. Apalagi dalam pembahasan RAPBN 2012 beberapa waktu yang lalu, isu perubahan kebijakan energi dari BBM ke BBG tidak menjadi fokus pembahasan antara Pemerintah dan DPR RI, sehingga bagaimana mungkin tiba-tiba pemerintah menyatakan kesiapannya dengan kebijakan ini dan lengkap dengan anggarannya," ujar Mardani, yang berasal dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera.

"Kami menilai pernyataan pemerintah yang telah siap dengan mekanisme konversi BBM ke BBG sebagai sikap yang tidak melalui perencanaan matang. Ini hanya reaktif saja, sebaiknya pemerintah memulai dengan menyiapkan Blueprint Energy," ujarnya.

Seperti diberitakan, Menko Perekonomian Hatta Rajasa sudah menyatakan bahwa pemerintah telah siap melakukan konversi BBM ke BBG. Bahkan, menurut Hatta, pemerintah telah menyiapkan anggaran untuk pembangunan SPBG dan infrastruktur lainnya.

Mardani menambahkan, pemerintah sepertinya panik dan tidak memiliki solusi yang sistematis untuk mengatasi terjadinya overquota BBM subsidi yang terjadi setiap tahun. Apalagi saat ini desakan masyarakat sangat besar agar pemerintah segera menata masalah kebijakan energi ini.

"Karenanya siapkanlah secara matang dan melibatkan semua stakeholder, termasuk DPR RI. Pemerintah jangan bertindak sembrono. DPR siap dan punya waktu yang cukup untuk membahas kebijakan ini ke depan. Penyesuaian anggaran untuk melaksanakan kebijakan ini bisa kita lakukan pada pembahasan APBN Perubahan 2012 nantinya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com