Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Outlook" Investasi Reksa Dana Tahun 2012

Kompas.com - 24/01/2012, 10:55 WIB

KOMPAS.com - Tahun 2011 merupakan tahun yang penuh dengan kejutan-kejutan yang berasal dari perkembangan ekonomi dalam negeri maupun perkembangan ekonomi global terutama Eropa. Sehingga pada tahun 2011 terlihat bahwa volatilitas harga di pasar modal dan pasar keuangan sangat tinggi.

Namun ditengah-tengah volatilitas pasar yang tinggi tersebut, Indonesia muncul sebagai negara yang menjadi incaran target investasi dari para investor global. Paling tidak ada beberapa hal yang membuat Indonesia bisa lolos dari pengaruh ketidakpastian ekonomi global dan bahkan menjadi menarik bagi investor tersebut, diantaranya :
1.    Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh didukung oleh pertumbuhan ekonomi secktor konsumsi terutama konsumsi domestik.
2.    Kebijakan makro ekonomi Indonesia yang hati-hati
3.    Cadangan Devisa Indonesia yang kuat

Dengan kondisi yang kondusif ini, akhirnya Indonesia memperoleh kenaikan rating oleh Fitch rating menjadi BBB- yang merupakan batas bawah masuk kedalam zona Investment Grade. Dampak dari kenaikan rating ini adalah bahwa akan semakin banyak investor yang akan tertarik berinvestasi di Indonesia.

Makro ekonomi 2012
Melihat kondisi yang sangat berfluktuasi pada tahun 2011, bagaimanakah kita menghadapi tahun 2012? Pertama-tama perlu dilihat terlebih dahulu bagaimana perkiraan makro ekonomi Indonesia pada tahun 2012.

Dari beberapa pandangan ekonom, hampir semuanya sepakat bahwa negara-negara Eropa belum menemukan solusi yang tepat untuk memperbaiki kondisi perekonomian Eropa yang semakin berat. Paling tidak sampai semester I tahun 2012 belum akan terlihat tanda-tanda yang meyakinkan bahwa adanya kepastian arah dari penyelesaian krisis disana. Kondisi ini akan memberi pengaruh kepada Indonesia juga, dimana mau tidak mau akan terjadi juga perlambatan pertumbuhan ekonomi karena bagaimanapun masih ada kontribusi ekspor sebesar 24,6 persen terhadap PDB Indonesia.

Selain itu, adanya potensi dimana kemungkinan inflasi Indonesia bisa sedikit lebih tinggi daripada inflasi pada tahun 2011. Menurut pandangan beberapa ekonom, inflasi berpeluang berada pada kisaran 5,5 persen - 6 5 persen pada tahun 2012 yang berarti bahwa real interest rate rupiah sangat tipis (dengan asumsi bunga acuan Bank Indonesia tetap berada pada 6 persen).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan masih akan tumbuh baik. Beberapa ekonom memperkirakan ekonomi Indonesia bisa tumbuh antara 6 persen - 6,3 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2011 sebagai dampak perlambatan ekonomi global. Namun pertumbuhan ekonomi sebesar ini masih sangat baik diantara negara-negara lain di dunia yang diperkirakan tumbuh jauh lebih lambat dan bahkan beberapa negara kemungkinan akan mengalami pertumbuhan negatif.

Prospek pasar saham dan obligasi
Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia 2011 ditutup pada angka 3821,99 dimana hanya naik 3,2 persen selama tahun 2011. Namun begitu, IHSG masih jauh lebih baik dibandingkan bursa lain di dunia dan bahkan berada pada peringkat ketiga dibawah  Dow Jones Amerika Serikat dan Filipina.

Diperkirakan IHSG akan tumbuh lebih baik pada tahun 2012 dengan asumsi permasalahan di Eropa memperlihatkan titik terang dengan adanya solusi yang applicable dan diterima oleh negara-negara eEropa. Sektor konsumsi masih akan memberikan kontribusi yang signifikan kepada pertumbuhan indeks harga saham, kemudian juga saham-saham perusahaan yang terkait dengan infrastruktur juga bisa menjadi andalan pertumbuhan.

Sektor energi, pertambangan dan komoditas berpeluang memiliki performance yang lebih baik daripada tahun 2011 apabila mulai terlihat tanda-tanda perbaikan ekonomi global. Beberapa negara seperti Amerika dan Jepang sudah memperlihatkan pertumbuhan yang baik walaupun masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi mereka sudah pulih.

Beberapa analis memperkirakan Indeks Harga Saham bisa tumbuh antara 15 persen - 20 persen pada tahun 2012 sehingga bisa berada pada level 4.400 - 4.600 pada akhir tahun 2012.

Pada pasar obligasi, tahun 2011 merupakan salah satu tahun yang sangat baik bagi pasar obligasi Indonesia dimana Total Return (Interest Income + Capital) obligasi pemerintah adalah sebesar 22,5 persen. Penurunan bunga acuan Bank Indonesia ikut memicu naiknya harga obligasi secara signifikan dan ditambah lagi diperolehnya predikat Investment Grade dari Fitch Rating Agency. Dengan diperolehnya predikat Investment Grade maka semakin banyak investor asing yang bisa berinvestasi di Indonesia.

Tahun 2012 pasar obligasi masih memiliki peluang untuk memberikan Total Return yang baik. Beberapa faktor seperti angka inflasi yang masih terkendali serta adanya potensi Investment Grade dari Moody dan S&P akan menjadi faktor pendorong minat investor untuk berinvestasi pada obligasi. Peluang lain adalah penerbitan beberapa obligasi korporasi yang tentu saja akan memberikan kupon atau tingkat bunga yang lebih tinggi.

Peluang investasi reksa dana
Tahun 2012 akan memiliki tema investasi yang agak berbeda dengan yang terjadi pada tahun 2011. Pada tahun 2011 terutama pada semester II banyak sekali investor yang mengambil strategi melakukan alokasi investasinya kepada instrument-instrumen yang relatif berisiko lebih rendah, seperti deposito dan mungkin reksadana pasar uang. Penyebabnya sangat jelas bahwa krisis perekonomian global yang menyebabkan volatilitas yang sangat tinggi menimbulkan kekhawatiran banyak investor untuk berinvestasi.

Pada tahun 2012, tema investasi akan lebih diwarnai dengan pemilihan strategi yang paling tepat. Maksudnya adalah, peluang perbaikan pasar modal sudah mulai terlihat tetapi belum bisa dikatakan bahwa keseluruhan pasar akan membaik. Para investor harus jeli memilih strategi investasi yang akan dilakukan.

Pilihan investasi pada reksa dana Pendapatan Tetap dan reksa dana Campuran berpeluang memberikan return yang baik dengan tingkat risiko yang relatif masih cukup aman. Lebih khusus lagi, reksa dana pendapatan tetap yang memiliki Durasi Portfolio yang relatif pendek. Yang dimaksud dengan Durasi Portfolio yang pendek adalah portfolio yang berisikan obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu yang pendek misalnya 2 tahun atau 3 tahun. Pilihan lain adalah reksa dana pendapatan tetap yang memiliki porsi tertentu obligasi korporasi.

Namun perlu ditanyakan kepada fund manager dari reksa dana tersebut terkait dengan kebijakan investasi, khususnya terkait dengan pemilihan obligasi korporasi yang menjadi aset dasar portfolio.

Pilihan lain adalah dengan melakukan investasi pada reksa dana campuran yaitu reksa dana yang membagi portfolio kepada beberapa asset class dan umumnya terdiri dari porsi saham dan porsi obligasi ditambah dengan porsi kecil dalam bentuk instrument pasar uang seperti deposito. Reksa dana campuran ini memiliki fleksibilitas untuk mengatur komposisi portfolio dengan menyesuaikan bobot saham dan bobot obligasi yang lebih tepat pada suatu situasi pasar tertentu. Sebagai contoh, Danareksa memiliki reksa dana Anggrek dan reksa dana Danareksa Syariah berimbang yang tergolong kepada reksa dana campuran tersebut.

Baik reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran memiliki tingkat risiko yang relatif cukup rendah sehingga reksa dana ini bisa menjadi pilihan apabila masih khawatir kepada pasar saham. Namun tetap perlu dianalisa strategi investasi fund manager dalam menentukan aset dasar portfolio.

Pilihan lain yang berpotensi memberikan imbal hasil yang baik adalah reksa dana saham. Tentu saja belum bisa dikatakan pasar saham sudah pulih 100 persen, namun beberapa sektor dan industri dapat dilihat memiliki potensi memberikan performance yang baik. Beberapa reksa dana thematic memiliki potensi bisa memberikan return yang menarik. Reksa dana berisikan saham-saham sektor konsumsi dan saham-saham yang terkait sektor konsumsi pendukungnya masih memiliki ruang untuk bisa memberikan hasil yang menarik.

Untuk mendapatkan return yang baik dan relatif cukup aman adalah dengan membeli reksa dana yang berisikan saham-saham berkapitalisasi besar (saham-saham bluechip). Umumnya saham bluechip akan bergerak terlebih dahulu apabila pasar saham bergerak bullish. Bagi investor yang memiliki risk tolerance cukup tinggi mungkin bisa mengkaji untuk melihat reksadana yang memiliki asset class saham-saham berkapitalisasi menengah atau juga saham-saham komoditas dan pertambangan. Tentu saja pilihan terakhir ini memiliki reisiko lebih besar dibandingkan yang lain, namun memiliki potensi imbal hasil yang lebih baik.

Sebagai kesimpulan, tahun 2012 memiliki potensi investasi lebih baik dibandingkan tahun 2011, namun pemilihan strategi portfolio akan menjadi kunci utama untuk mendapatkan imbal hasil yang baik dengan risiko yang terukur. Tidak semua saham atau obligasi yang akan menghasilkan hasil investasi yang baik, jadi investor harus lebih jeli melihat strategi dan tema dari sebuah portfolio. Selamat berinvestasi!! (Zulfa Hendri, Director PT Danareksa Investment Management)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com