Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penambahan Kuota BBM Bersubsidi Dipersoalkan

Kompas.com - 30/01/2012, 17:49 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Anggota Komisi VII DPR Effendi Simbolon mempertanyakan keputusan pemerintah untuk menambah kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun 2011. Menurut Effendi dalam rapat kerja Komisi VII DPR dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, Senin (30/1/2012), hal itu dilakukan tanpa persetujuan DPR.

Dalam rapat keajr itu, Komisi VII menyepakati akan membahas persoalan tersebut secara khusus dengan dihadiri para pihak terkait termasuk Menteri Keuangan, Menteri ESDM, Direktur Utama PT Pertamina, dan Kepala Badan Pengatur Kegiatan Hilir Migas.

"Penambahan volume BBM bersubsudi karena realisasi konsumsinya melebihi kuota harus melalui pembahasan dengan DPR. Itu prosedur yang harus dilakukan," kata Effendi.

Pada akhir tahun 2011, Kementerian ESDM memutuskan menambah volume BBM bersubsidi 1,5 juta kiloliter. Menurut Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Evita H Legowo, penambahan itu dilakukan karena realisasi konsumsi BBM bersubsidi melebihi kuota dalam APBN.

Pertambahan volume BBM bersubsidi sekitar 1,5 juta kiloliter. Dalam APBN Perubahan 2011, kuota BBM bersubsidi ditetapkan 40,49 juta kiloliter. Namun pembayaran atas kelebihan kuota itu ke PT Pertamina harus sesuai audit Badan Pemeriksa Keuangan. "Jadi akan diaudit sesuai kuota di APBN 2011," ujar Evita.

Ada tiga penyebab pembengkakan subsidi BBM, yaitu ICP (harga rata-rata minyak mentah Indonesia), selisih kurs, dan volume. Jero Wacik menyatakan, kelebihan kuota BBM itu dibahas dalam rapat di Kementerian Keuangan awal Desember 2011.

"Ada gejala over kuota 1,5 juta kiloliter. Kementerian Keuangan menyatakan ada dana cadangan, tapi DPR akan reses dua hari lagi," ujarnya.

Pemerintah lalu memutuskan untuk menambah kuota BBM bersubsidi untuk mencegah kelangkaan pasokan BBM di berbagai daerah. Namun Pertamina baru boleh menagih realisasi penambahan kuota itu setelah diaudit BPK dan pembahasan APBN Perubahan tahun 2012.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

    Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

    Whats New
    Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

    Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

    Whats New
    BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

    BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

    Whats New
    Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

    Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

    Whats New
    Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

    Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

    Whats New
    IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

    IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

    Whats New
    Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

    Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

    Whats New
    BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

    BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

    Whats New
    Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

    Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

    Whats New
    Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

    Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

    Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

    Whats New
    Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

    Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

    Work Smart
    Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

    Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

    Whats New
    17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

    17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

    Whats New
    Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

    Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

    Rilis
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com