Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depresi, Puluhan Eks TKI asal Sukabumi Dipasung

Kompas.com - 14/02/2012, 14:51 WIB

SUKABUMI, KOMPAS.com - Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) cabang Sukabumi mencatat sampai 2012 ini, sebanyak 96 mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) mengalami depresi dan sebagian kini dipasung. Kondisi kejiwaan ini akibat trauma mengalami penyiksaan di luar negeri.

"Hingga akhri Januari ini kami mencatat ada 96 TKI asal Sukabumi dalam kondisi depresi karena trauma kekerasan yang diterimanya saat bekerja di luar negeri," kata Ketua SBMI Cabang Sukabumi, Jejen Nurjanah kepada wartawan, Selasa (14/2/2012).

Menurutnya, kondisi terakhir yang diterima oleh pihaknya puluhan TKI tersebut sebagian harus dipasung oleh keluarga karena sering mengamuk. Rata-rata mereka yang depresi tersebut mendapatkan tindakan kekerasan seperti penyiksaan dan pemerkosaan.

Mereka tersebar di kantong-kantong TKI seperti di Kecamatan Sukaraja, Pajampangan, Cireunghas, Gegerbitung dan lain-lain. "Sebanyak 70 persen dari mereka itu mantan TKI yang bekerja di Timur Tengah," tambahnya.

Selain itu, kondisi keluarga mereka rata-rata miskin dan tidak bisa memberikan pengobatan yang maksimal kepada para mantan TKI yang depresi tersebut. Lebih lanjut, dikatakan Jejen, hampir setiap bulannya ada saja TKI yang pulang dalam kondisi depresi.

"Memang cukup sulit melacak keberadaan para TKI yang kondisinya seperti ini, karena pihak perusahaan yang memberangkatkan mereka selalu menutup-nutupi kondisinya bahkan pihak keluarga pun tidak mengetahuinya. Data yang masuk ke kami merupakan laporan dari warga dan keluarganya," kata Jejen.

Tidak hanya mengalami depresi saat pulang ke tanah air, cukup banyak TKI asal Sukabumi pulang ke kampung halamannya dalam kondisi sudah menjadi jenazah akibat kekerasan yang dialaminya dan sakit.

"Maka dari itu, kami terus berupaya mencari solusi agar seluruh TKI asal Sukabumi tidak mengalami kekerasan kembali di negara tempat bekerjanya," demikian Jejen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com