Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Kena Sentimen Negatif Global

Kompas.com - 23/02/2012, 11:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mata uang rupiah terhadap dollar AS pada Kamis (23/2/2012) pagi kembali melemah 15 poin seiring masih negatifnya sentimen beredar di global terutama dari kawasan Eropa.

Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Kamis pagi bergerak melemah 15 poin ke posisi Rp 9.060 dibanding sebelumnya Rp 9.045 per dollar AS. "Sentimen pasar global kembali negatif karena data dari Jerman memburuk diluar perkiraan," kata analis Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih di Jakarta, Kamis.
    
Menurut dia, sentimen pasar global kembali negatif merespon output manufaktur dan jasa di Eropa yang turun tak terduga. "Indeks Purchasing Manager dari kawasan Eroa turun dari 50,4 pada Januari menjadi 49,7 pada bulan Februari. Laporan lainnya mencatat ekspansi sektor jasa dan manufaktur di Jerman secara tak terduga melambat dan pesanan untuk sektor manufaktur juga turun," kata dia.

Ia menambahkan, investor mulai mengkhawatirkan dana talangan kedua untuk Yunani tampaknya tidak akan cukup untuk mengakhiri krisis utang akut di Uni Eropa (UE), bahkan lembaga pemeringkat Fitch menurunkan peringkat utang Yunani dari "CCC" (triple C) menjadi "C" (single C). "Pasar Eropa dan AS negatif. Tampaknya sentimen negatif itu akan menjalar ke pasar Asia hari ini termasuk Indonesia ditambah dengan ekspektasi naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi," katanya.

Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada menambahkan, melemahnya nilai tukar domestik terhadap dollar AS dipicu respon pelaku pasar yang tidak terlalu reaktif paska kesepakatan bailout kedua untuk Yunani. "Kepakatan bailout kedua untuk Yunani telah di rilis yang menyepakati bailout kedua untuk Yunani setelah pembicaraan alot selama 13 jam," kata dia.

Ia menambahkan, meski paket bailout senilai 130 miliar euro sudah disepakati, pasar meragukan program kebijakan penghematan dapat dilakukan Yunani mengingat kebijakan itu sangat tidak populer.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com