Perwakilan negara berkembang menyatakan hal itu di sela-sela pertemuan Kelompok 20 (G-20) di Mexico City, Minggu (26/2).
Menurut tradisi yang berjalan puluhan tahun, Bank Dunia selalu dipimpin oleh orang AS, sementara Dana Moneter Internasional (IMF) dipimpin oleh orang Eropa.
Seruan ini mengulang permintaan negara berkembang saat pergantian pemimpin IMF tahun lalu. Ketika itu, banyak calon dari negara berkembang, tetapi pucuk pimpinan IMF dikuasai oleh orang Eropa, yang kini dipimpin Christine Lagarde.
Para menteri keuangan dari kelompok negara berkembang Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS) mengatakan agar pemilihan pemimpin Bank Dunia harus terbuka bagi semua negara. ”Lihat kemampuan kandidat bukan kewarganegaraannya,” ujar Menteri Keuangan Brasil Guido Mantega.
Walau ada semangat mengusung calon dari negara berkembang, masalahnya kubu itu tidak dapat bersatu dalam pengajuan calon pemimpin. ”Saya yakin AS akan menominasikan calon yang sangat baik, tetapi ini adalah saat yang tepat untuk bersaing,” ujar Amar Bhattacharya, Direktur Sekretariat G-24, kumpulan negara berkembang.
”Ada banyak kandidat kuat dari negara berkembang. Hal ini penting karena negara berkembang sedang berupaya mencari kandidat yang cocok dari negara berkembang sendiri,” katanya.
Bhattacharya mengatakan, negara berkembang akan berupaya mengajukan calon sebelum 23 Maret. Penunjukan presiden baru akan dilaksanakan pada April saat sidang gabungan Bank Dunia dan IMF.
”Inilah saatnya menghentikan tradisi pembagian kursi yang selama ini hanya bagi AS dan Eropa. Kita harus berupaya keras kali ini untuk menemukan konsensus,” ujar Menteri Keuangan Afrika Selatan Pravin Gordhan.
Robert Zoellick, Presiden Bank Dunia, akan turun dari jabatannya pada akhir Juni dan sudah menyatakan tidak berminat lagi menjabat.