Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyanyian Sumbang

Kompas.com - 04/03/2012, 03:46 WIB

Turun mesin itu perlu untuk mengetahui sejauh apa kerusakan mulut. Kasar atau bersuara halus tetapi bertujuan menjilat. Di suatu sore menjelang malam, saya dihubungi salah satu bank yang meminta saya memberi pelatihan selama dua hari. Awalnya soal mengubah cara pandang, pada akhirnya ia mengatakan, topiknya diubah menjadi bagaimana berdandan yang tepat ke kantor. Terus saya bertanya mengapa tiba-tiba ke urusan penampilan. Ia menjawab karena banyak karyawan kalau di kantor bisa menggunakan sandal, mengenakan kaus, dan lain sebagainya.

Saudara-saudari, Bapak dan Ibu yang saya hormati, itu sebuah contoh lain kalau yang di dalam mesinnya kotor, hasil yang dapat dilihat orang adalah kotor. Dan seperti mulut yang merupakan bagian tubuh yang paling ganas, kekotoran itu mendatangkan petaka buat yang bermulut parau dan manusia di sekelilingnya.

Maka benar kata rekan usaha saya itu bahwa mulut itu mencipta. Mencipta malapetaka kalau yang disuarakan juga petaka. Atau menciptakan ketenteraman kalau yang digendingkan adalah gending yang menenteramkan, yang acap kali dinilai sebagai gending yang tidak tegas, dianggap juga sebagai tidak berwibawa karena terlalu lemot.

Karena pernah sekali waktu saya mencari wibawa, merasakan apa yang disebut bos besar dan menunjukkan kekuasaan dengan cara mencipta petaka melalui mulut bersuara sumbang. Dulu saya bangga karena ada yang keder mendengarnya, tetapi sekarang saya jadi malu sendiri karena semakin sering mulut bersuara parau, maka semakin sering saya menunjukkan betapa tidak matangnya pertumbuhan emosi, dan betapa tingkat kedewasaan saya seperti orang yang tak pernah naik kelas.

Maka saya teringat, semoga Anda juga, sekali waktu sebuah produsen rokok pernah memiliki billboard dengan pesan yang mudah dicerna, sederhana kalimatnya, tetapi bermakna sungguh dalam. Tua itu pasti, dewasa itu pilihan!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Whats New
Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Work Smart
Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Smartpreneur
HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

Whats New
Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com