Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Belum Siap Harga BBM Naik Rp 1.500

Kompas.com - 05/03/2012, 14:28 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ekonom Tony Prasetiantono menilai dua opsi kenaikan harga bahan bakar minyak yang disodorkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sama beratnya dalam memberikan dampak ke masyarakat. Ia berpendapat masyarakat belum siap menerima kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 1.500 per liter yang diajukan dalam salah satu opsi tersebut.

"Tidak dua-duanya. Alasannya, kalau kenaikan, secara psikologis masyarakat belum siap. Angkanya terlalu besar," ujar Tony ketika dihubungi Kompas.com dari Jakarta, Senin (5/3/2012).

Ia menyebutkan, seharusnya kenaikan harga BBM paling besar Rp 1.000 per liter bukan Rp 1.500 seperti yang tertera di salah satu opsi. Karena, kata dia, inflasi yang disebabkan dengan kenaikan harga minimal Rp 1.500 akan menimbulkan kenaikan inflasi lebih dari 1 persen.

"Ini salah pemerintah karena pemerintah melepas kesempatan menaikkan harga tahun lalu. Seharusnya tahun lalu naik Rp 1.000, tahun ini naik lagi Rp 1.000," kata Tony.

Jika kenaikan dilakukan secara bertahap seperti itu, angka inflasi masih bisa terkendali, yakni sekitar 5,5 persen sekarang ini. Jadi, kata dia, dampak psikologis masyarakat akan besar seiring dengan kenaikan harga BBM yang sekarang ini sedang digodok pemerintah.

Tony berpendapat, masyarakat bisa melakukan demo secara luas dan besar-besaran. "Social cost (biaya sosial) ini yang musti dipertimbangkan pemerintah," tutur dia.

Untuk diketahui saja, pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM telah mengajukan dua opsi kepada Komisi VII DPR. Opsi pertama, pemerintah akan menaikkan harga BBM sebesar Rp 1.500 menjadi Rp 6.000 per liternya. Opsi kedua, pemerintah memberikan subsidi harga eceran BBM maksimal Rp 2.000 per liternya untuk jenis premium dan solar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

    Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

    Whats New
    Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

    Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

    Earn Smart
    Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

    Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

    Earn Smart
    Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

    Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

    Whats New
    Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

    Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

    Whats New
    1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

    1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

    Spend Smart
    Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

    Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

    Whats New
    Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

    Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

    Whats New
    Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

    Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

    Whats New
    BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

    BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

    Work Smart
    Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

    Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

    Whats New
    Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

    Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

    Whats New
    Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

    Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

    Whats New
    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Whats New
    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com