Hongkong, Kompas
Investasi besar-besaran itu dilakukan bukan sekadar membenahi infrastruktur pelabuhan, melainkan juga membenahi sistem dan mendatangkan derek (
Wakil Presiden Eksekutif Hubbing and Freight Solutions Li&Fung Tommy Lui bahkan memasukkan Indonesia sebagai negara dalam zona perdagangan terpanas saat ini. Tommy Lui mengatakan hal itu dalam Konferensi Operator Terminal Internasional bertajuk ”Asia: The Road Ahead” yang diikuti wartawan
Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah China dan India, kemudian diikuti Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris. Bahkan, China, India, dan Indonesia dikategorikan dalam segitiga emas perdagangan dunia. Oleh karena itu, industri logistik dan daya dukungnya menjadi ujung tombak yang perlu dipersiapkan dalam merebut pasar internasional.
Tommy Lui lebih memaparkan kehebatan China dalam membenahi pelabuhan. Pembenahan itu mulai dari kebijakan pemerintahannya yang mendorong industri dalam negeri, daya dukung terhadap pembangunan infrastruktur, hingga bermuara pada implikasi terhadap industri logistik. Dampaknya, terjadi perubahan signifikan dalam volume perdagangan, terlebih dalam mengejar nilai kompetitif produk.
Untuk menangkap peluang mendorong daya saing, Presiden Direktur PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II RJ Lino menegaskan, pelabuhan menjadi kunci kegiatan logistik. Kalau pelayanan pelabuhan lebih baik, perdagangan akan meningkat. Ini menggairahkan minat investasi. Banyak kapal yang akan singgah, skala ekonomi pun menjadi lebih besar dan efisien. ”Perdagangan dan investasi pun akan terus meningkat,” ujar Lino.
Menurut Lino, pembenahan dari fisik, metode kerja, hingga sistem teknologi informasi bertujuan meningkatkan produktivitas dan efisiensi supaya Indonesia lebih kompetitif. Tidak heran, investasi triliun rupiah terus dilakukan karena dalam kegiatan logistik, posisi China dan Hongkong sangat memperhitungkan posisi Indonesia. ”Inilah peluang yang harus segera ditangkap Indonesia,” katanya.
Pejabat Pengelola Proyek (Project Officer Management) Terminal Kalibaru Dani Rusli Utama mengatakan, investasi Rp 2,7 triliun, antara lain, untuk mendatangkan derek 200 unit.