Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antam Genjot Produksi Emas

Kompas.com - 23/03/2012, 11:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis penjualan emas yang berkilau tahun lalu tak membuat PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) tergiur dan mematok target tinggi tahun ini. Tahun lalu, perusahaan pelat merah ini menjual 8.001 kg emas, 109,65 persen dari target perusahaan di awal 2011 sebesar 7.304 kg.

Meskipun penjualan emas tumbuh 22,07 persen dari volume penjualan 2010 6.561 kg, tahun ini perusahaan justru menurunkan target penjualan emas. Volume penjualan tahun ini dibidik hanya 7.000 kg atau turun 12,6 persen dari tahun lalu.

SVP Corporate Secretary Antam Bimo Budi Satriyo mengatakan perusahaan tak mematok target penjualan terlalu tinggi karena barangnya berasal dari produksi sendiri dan pengolahan milik pihak ke tiga (third party refining). Namun mereka tetap berharap penjualan emas dari produksi tambang sendiri akan meningkat tahun ini. "Penjualan emas yang berasal dari tambang sendiri diharapkan akan naik seiring estimasi kenaikan produksi dari Cibaliung menjadi 1,1 ton dari sebelumnya sekitar 700 kg," kata Bimo dalam surat elektroniknya kepada KONTAN, Kamis(22/3/2012).

Tahun ini Antam menargetkan produksi emas bisa tumbuh 16,24 persen menjadi 3.100 kg dari realisasi 2011 sebesar 2.667 kg. Produksi dari tambang Pongkor diharapkan sebesar 2000 kg dari realisasi 2011sebanyak 1987 kg. Sementara itu tambang Cibaliung diharapkan menghasilkan emas 1.100 kg, naik dari produksi 2011 sebanyak 680 kg. Pada 2011 produksi emas Antam turun 3,93 persen dari 2.776 kg pada 2010 karena penurunan kadar bijih emas yang ditambang.

Tahun ini perseroan juga akan menggenjot produksi dan penjualan bijih nikel yang pada 2011 menyumbang 24 persen terhadap pendapatan perusahaan. Perseroan menargetkan produksi bijih nikel bisa meningkat 18,98 persen menjadi 9,47 juta wet metric ton (WMT) dari produksi 2011 7,95 juta WMT. Target peningkatan produksi ini di atas kenaikan 2011 yang sebesar 13,81 persen.

Di sisi penjualan, Antam mematok kenaikan volume penjualan bijih nikel sebesar 22,92 persen dari 6,34 juta WTM menjadi 7,8 juta WTM. "Produksi dan penjualan bijih nikel ini kami tingkatkan seiring dengan masih tingginya permintaan," kata Bimo.

Produksi ferronickel tahun ini ditargetkan sebesar 18.000 ton nikel dalam ferronickel (TNi), turun 8,58 persen dibandingkan realisasi produksi 2011 sebanyak 19.690 TNi. Sementara itu volume penjualan ferronickel ditargetkan berada di kisaran 19.500 TNi, tak jauh beda dengan realisasi penjualan tahun lalu sebanyak 19.527 TNi. "Untuk ferronickel, tahun ini kita melakukan routine overhaul pabrik FeNi II sehingga level produksi hanya mencapai 18.000 ton nikel dalam ferronickel (TNi)," kata Bimo.

Bimo mengatakan perbaikan rutin ini sudah dimulai pada pertengahan Januari 2012 dan diharapkan bisa beroperasi kembali pada April 2012. Tahun ini perusahaan juga menargetkan produksi dan penjualan bauksit sebanyak 100.000 WMT. Produksi dan penjualan batu bara dipatok sebanyak 1 juta WMT.

Tahun lalu Antam mencetak laba bersih setelah diaudit sebesar Rp 1,93 triliun, naik 14,88 persen dari laba 2010 sebesar Rp 1,68 triliun. Kenaikan pendapatan ini didorong oleh kenaikan penjualan bersih sebesar 18,32 persen dari Rp 8,74 triliun menjadi Rp 10,43 miliar.

Perusahaan juga berhasil menaikkan efisiensi sehingga nilai penghematan mencapai Rp 75,6 miliar, naik 147,86 persen dari penghematan 2010 sebesar Rp 30,5 miliar. Bimo mengatakan penghematan telah dilakukan dengan optimalisasi proses di pabrik seperti penggunaan jenis bahan bakar dan optimalisasi peralatan pabrik. (Bernadette Christina Munthe/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com