Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Alami Penurunan Terbesar dalam 4 Minggu

Kompas.com - 04/04/2012, 07:27 WIB
Ester Meryana

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com — Harga emas mengalami penurunan terbesar dalam lebih dari empat minggu, setelah pertemuan terakhir Bank Sentral AS menunjukkan sinyal tidak akan memberikan stimulus moneter tambahan, kecuali pertumbuhan ekonomi melambat.

Harga emas untuk pengantaran cepat turun dua persen menjadi 1.643,93 dollar AS per troy ounce (setara dengan 31,1 gram) pada Selasa (3/4/2012) pukul 03.24 siang di New York. Sementara itu, emas berjangka untuk pengantaran Juni turun 2,4 persen setelah ditutup pada posisi 1.672 dollar AS per troy ounce di Comex, New York.

Kondisi turunnya harga emas karena Bank Sentral AS (the Fed) menahan diri untuk tidak memberikan stimulus moneter tambahan kecuali ekspansi ekonomi AS terganggu atau harga naik pada tingkat yang lebih lambat dari target dua persen. Pernyataan tersebut dirilis pada Selasa waktu setempat, mengacu pada pertemuan pada 13 Maret lalu.

Padahal, harga emas sempat naik hampir 90 persen sejak akhir 2008, seiring kebijakan the Fed untuk tetap mempertahankan biaya pinjam pada level yang rendah dan mengeluarkan 2,3 triliun dollar AS untuk utang pemerintah dan perumahan. "The Fed secara jelas menyatakan mengurangi keinginannya untuk membeli aset," sebut William O' Neill, konsultan komoditas Logic Advisors di New Jersey.

Oleh sebab itu, menurut O'Neill, wajar jika pasar bereaksi secara spontan setelah segala sesuatu terkait potensi stimulus moneter berkurang. "Kami juga belum mendengar kekhawatiran apa pun terkait inflasi yang meningkat, dan itu juga sentimen negatif terhadap emas," tambah William.

Selain karena pernyataan the Fed, turunnya harga emas juga disebabkan adanya kekhawatiran pembelian fisik menurun di India. Negara Asia Selatan tersebut merupakan pembeli emas terbanyak di dunia. The All India Gems & Jewellery Trade Federation menyatakan, anggotanya memperpanjang pemogokan untuk hari ke-18 dalam rangka memprotes retribusi terhadap produk emas tanpa merek.

Menurut Ketua Federasi, Bachhraj Bamalwa, hampir 90 persen toko emas di seluruh India tutup hari ini. "Permintaan fisik tidak sangat kuat seiring banyak orang menunggu apakah mereka bisa membeli dengan harga murah," sebut Matthew Zeman, strategist dari Kingsview Financial di Chicago.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com