Ketua Umum Asosiasi Pengumpul Rotan Indonesia (APRI) Sabar Nagarimba dari Makassar, Sulawesi Selatan, mengatakan, ”Hukum ekonomi tetap akan berjalan. Kalau bisnis rotan menguntungkan, tentu pengusaha yang selama ini sebagai pengumpul rotan tidak akan serta-merta menghentikan pengambilan rotan di hutan.”
Julius Hoesan, penasihat Asmindo, di Palu, Sulawesi Tengah, mengharapkan pengertian semua pihak dalam menyikapi kelangkaan rotan. Pada saat APRI mendorong pengusaha daerah dan memberi semangat petani pencari rotan dengan memberi insentif kenaikan harga, pemerintah hendaknya ikut mendukung, bukan sekadar memperhatikan sektor hilir, khususnya perajin mebel rotan di Jawa.
Julius meminta pemerintah meninjau kembali peraturan yang dapat menghambat usaha rotan di daerah, terutama menyangkut ketentuan verifikasi pengangkutan rotan ke pulau Jawa serta besaran tarif yang membebani pemegang izin (petani).
Dia menampik tudingan pemerintah yang menyebutkan pengumpul rotan marah. Secara tidak langsung, pengumpul rotan di daerah dituding sebagai biang kelangkaan rotan di Jawa.