Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba Bersih Telkom Rp 3,32 Triliun

Kompas.com - 26/04/2012, 15:39 WIB
Haryo Damardono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Operator telekomunikasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) pada triwulan I-2012 berhasil membukukan laba bersih Rp 3,32 triliun atau tumbuh 17,50 persen dibandingkan dengan triwulan I-2011. Adapun pendapatan operasi mencapai Rp 17,80 triliun atau tumbuh 6,50 persen.

Sementara itu Earning Before Interests, Taxes, Depreciation and Amortization (EBITDA) tumbuh 11,40 persen menjadi Rp 9,62 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011. Margin EBITDA triwulan I-2012 mencapai 54,10 persen atau tumbuh 2,40 persen dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 51,70 persen.

"Pencapaian ini sangat menggembirakan karena, di tengah-tengah kompetisi yang sangat ketat, TelkomGroup masih mampu membukukan laba bersih dengan pertumbuhan yang signifikan," kata Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah, Kamis (26/4/2012).

Pendapatan operasi perseroan triwulan I-2012 dikontribusi oleh bisnis seluler yang dikelola oleh Telkomsel sebesar Rp 7,20 triliun atau tumbuh 6,50 persen, interkoneksi Rp 876 miliar atau tumbuh 3,50 persen; data, internet, dan IT Rp 6,12 triliun atau tumbuh 12,20 persen.

Pendapatan fixed line mencapai Rp 2,81 triliun atau turun 4,30 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. "Penurunan tersebut lebih baik dibanding penurunan 2011 sebesar 11,40 persen," kata Rinaldi.

"Ini merupakan sinyal bahwa program retensi perseroan terhadap pelanggan fixed line menunjukkan hasil positif. Selain itu jumlah pelanggan fixed line tumbuh menjadi 8,69 juta atau 4,20 persen, artinya minat masyarakat terhadap telepon kabel mulai meningkat kembali," kata Rinaldi.

Sukses mengelola biaya
Di dalam persaingan yang sangat tajam, salah satu tantangan besar adalah bagaimana perseroan mengelola biaya. Pada triwulan I-2012, cash operating expenses Telkom mencapai Rp 8,17 triliun atau tumbuh 1,40 persen.

Angka ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 6,50 persen. Pencapaian ini berhasil dilakukan sehubungan diterapkannya program cost optimization dan quality assurance initiatives, antara lain sentralisasi pekerja alih daya, pensiun dini sukarela, optimalisasi properti/aset, optimalisasi collection fee, pengelolaan travel management system.

Program lain cost optimization adalah inovasi teknologi, salah satunya modernisasi jaringan akses dari kabel tembaga ke optik, sentralisasi pengelolaan kendaraan bermotor (KBM) dan bahan bakar minyak (BBM), implementasi green energy dengan mengganti freon air conditioner dengan retrofit hydrocarbon bekerja sama dengan Pertamina.

"Meskipun program cost optimization ini baru dilaksanakan secara konsisten sekitar setahun, kami gembira karena telah memberikan hasil yang positif. Tentu program ini akan berlanjut karena efisiensi dan efektivitas dengan sasaran yang tepat merupakan kebutuhan perusahaan modern," ujar Rinaldi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-Bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-Bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Whats New
PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

Whats New
BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

Whats New
OJK Sebut Kredit Macet Perbankan Turun Setelah Pandemi

OJK Sebut Kredit Macet Perbankan Turun Setelah Pandemi

Whats New
Harga Koin Meme Pepe Melonjak 820 Persen Sejak Awal Tahun

Harga Koin Meme Pepe Melonjak 820 Persen Sejak Awal Tahun

Earn Smart
Mengenal Layanan SEO Cryptocurrency Unggulan dari Arfadia untuk Bisnis Blockchain

Mengenal Layanan SEO Cryptocurrency Unggulan dari Arfadia untuk Bisnis Blockchain

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com