Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontribusi Ekspor Udang Menurun

Kompas.com - 26/05/2012, 06:02 WIB

Jakarta, Kompas - Kontribusi udang untuk ekspor perikanan nasional terus menunjukkan penurunan. Tahun 2011, kontribusi udang terhadap total ekspor perikanan adalah 37,21 persen, turun dibandingkan dengan kontribusi udang tahun 2009, yakni 40,4 persen.

Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut Hutagalung mengemukakan hal itu di Jakarta, Jumat (25/5).

Tahun 2011, nilai ekspor udang 1,31 miliar dollar AS terhadap total ekspor perikanan 3,52 miliar dollar AS. Tahun 2009, nilai ekspor udang 1 miliar dollar AS, atau 40,4 persen dari total ekspor 2,47 miliar dollar AS.

”Nilai ekspor udang naik, tetapi kontribusi udang terhadap keseluruhan ekspor perikanan turun. Ini karena produksi udang tidak naik signifikan,” ujarnya.

Di sisi hilir, industri pengolahan udang mengalami kekurangan bahan baku. Tahun 2011, realisasi ekspor udang 158.062 ton, atau setara bahan baku 293.232 ton, sedangkan kebutuhan bahan baku 470.000 ton.

Saut mengemukakan, pengusaha udang harus menerapkan strategi pasar dengan melihat produk udang yang diminati pasar. Saat ini, udang berukuran kecil sangat diminati dan harganya tinggi. Harga rata-rata udang ukuran 31-40 ekor per kilogram (size 31-40) berkisar 7,2 dollar AS per kg. Sementara harga rata-rata udang ukuran lebih kecil, yakni 120-150 ekor per kg, adalah 7 dollar AS.

”Pengusaha (udang) perlu melihat pasar dan ukuran udang yang dibutuhkan. Jangan sampai sibuk memproduksi udang berukuran tertentu, tetapi pasarnya sudah jenuh,” ujarnya.

Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia Rokhmin Dahuri mengemukakan, usaha udang selama ini dikelola secara parsial dan tidak terintegrasi ke dalam sebuah sistem bisnis terpadu. Hal itu menyebabkan industri udang kalah bersaing dengan China, Thailand, dan Vietnam.

Dari sisi hulu, teknologi pembenihan belum diperhatikan. Benih hasil pemuliaan, yakni Vaname Nusantara I, belum bisa digunakan petambak karena hasilnya belum memadai. Sementara itu, budidaya udang terganjal daya dukung lingkungan.

Persoalan lainnya adalah pinjaman untuk perikanan sangat sulit dan suku bunga bank tinggi, yakni 12-14 persen per tahun. Suku bunga itu jauh lebih tinggi daripada Thailand yang 2-4 persen per tahun. (LKT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com