Jakarta, Kompas -
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyampaikan hal ini dalam pertemuan dengan sejumlah eksekutif perusahaan industri perkayuan terkemuka di London, Inggris, Senin (28/5) sampai Selasa (29/5) waktu setempat.
Menhut berkunjung ke Inggris dan Amerika Serikat untuk menyampaikan perkembangan tata kelola hutan di Indonesia, di antaranya moratorium izin baru, otonomi daerah, serta investasi kelapa sawit dan bubur kertas.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto, yang dihubungi lewat telepon dari Jakarta, Rabu kemarin, mengatakan, Menhut bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) James Latham Plc—perusahaan kayu terkemuka yang berdiri sejak tahun 1757—Pieter Latham dan CEO King Fisher— perusahaan ritel kayu terbesar di Inggris—Ian Cheshire.
”Kami berharap industri-industri perkayuan di sini hanya mengimpor kayu yang jelas aspek legalitasnya. Bagaimanapun, pasar punya peranan penting dalam menjaga kelestarian hutan Indonesia,” ujar Zulkifli.
Menhut mengundang perusahaan-perusahaan itu untuk bekerja sama dengan pengusaha di Indonesia.
Eropa dan Amerika Serikat merupakan pasar tradisional produk perkayuan Indonesia. Latham yang mengimpor kayu lapis, lantai kayu, dan daun pintu dari bahan baku besertifikat
Menurut Hadi, Cheshire menyampaikan, King Fisher sangat memerlukan kayu-kayu tropis besertifikat lestari. ”Ini peluang bagi industri perkayuan kita supaya menanam lebih banyak pohon sehingga bisa menghasilkan produk kayu yang lestari,” ujar Hadi.