Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jeruk Nabire, Manisnya Kalahkan Jeruk Impor

Kompas.com - 03/06/2012, 08:34 WIB

KORNELIS KEWA AMA dan A PONCO ANGGORO

Jeruk nabire memiliki rasa manis yang khas. Meskipun sebagian kulit luar tampak masih hijau, sesungguhnya jeruk itu sudah matang dan siap dikonsumsi. Inilah salah satu oleh-oleh khas Papua.

Jeruk ini mulai dibudidayakan tahun 1991-1992 oleh warga transmigrasi asal Jawa.

Namun, jeruk ini baru populer di sebagian daratan Papua tahun 2000-an. Pohon jeruk manis mirip sunkist ini memiliki tinggi 3-4,5 meter. Sentra budidaya jeruk ini di Satuan Permukiman (SP) 3 Nabire. Namun, lambat laun, lahan jeruk berkurang karena sebagian besar lahan diambil alih penduduk lokal dengan alasan lahan transmigran itu telantar. Hampir separuh kawasan itu dikuasai penduduk asli.

Pengamatan di SP 3 Nabire awal Mei lalu menunjukkan, sebagian jeruk yang sudah berusia sekitar 20 tahun mulai keropos, kering, dan tak berbuah. Batang jeruk hitam-keputihan berbintik, dihinggapi serangga (semut). Dahan, ranting, dan carang jeruk pun mengering.

Wakidiantono (50), petani jeruk di SP 3 Nabire, mengatakan, memiliki lahan seluas 2.500 meter persegi dari total lahan satu hektar yang dimiliki sejak awal datang, tahun 1981. Sekitar 7.000 meter persegi lahan sudah diambil alih pemilik. Sisa lahan 500 meter persegi untuk rumah tinggal dan pekarangan.

”Keuntungan hanya Rp 1,5 juta per musim panen. Tapi ini belum termasuk biaya pupuk, penyemprotan, dan lainnya sehingga total pengeluaran Rp 1,4 juta. Tidak untung banyak karena tengkulak datang langsung ke lokasi. Biasanya mereka borong 1 peti sekitar 50 kilogram (kg) dengan harga Rp 120.000. Jeruk yang saya panen berkisar antara 13-15 peti atau Rp 1.560.000-Rp 1.800.000 per musim panen,” kata Wakidianto.

Ia tidak semata bergantung pada jeruk. Wakidianto masih beternak tiga ekor sapi dan ayam potong untuk mengatasi kesulitan lahan olahan yang semakin sempit.

Jeruk-jeruk itu bertahan hanya hingga 10 hari sehingga petani pun tidak mempertahankan harga yang ditetapkan tengkulak. Mereka terpaksa menyetujui permintaan tengkulak.

Menurut Ketua Kelompok Tani Jeruk Nabire, Mulutdiono (49), satu pohon jeruk biasanya menghasilkan 10 kg buah, tetapi dipanen secara bertahap, sampai enam kali dalam setahun. Harga jeruk Rp 4.000 per kg, langsung di pohon, tetapi di tangan tengkulak menjadi Rp 7.000- Rp 8.000 per kg.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com