Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Milisi Libya Duduki Bandara Tripoli

Kompas.com - 05/06/2012, 09:53 WIB

TRIPOLI, KOMPAS.com — Sebuah kelompok milisi eks pemberontak Libya menguasai Bandara Internasional Tripoli, Senin (4/6/2012). Mereka mengepung sebuah pesawat terbang dengan tank dan menghentikan semua penerbangan. Aksi itu dilakukan setelah pemimpin mereka menghilang dan diduga ditahan.

"Benar-benar kacau. Setiap orang kabur. Beberapa kendaraan lapis baja dan tank diparkir di landasan," kata seorang pejabat di bandara.

"Mobil-mobil penuh senjata antipesawat dan orang-orang bersenjata mengelilingi pesawat dan menahannya agar tidak terbang," lanjut seorang pejabat lain. Dia mengatakan, beberapa penumpang dipaksa meninggalkan pesawat.

Kantor berita Lana, mengutip seorang saksi mata, membenarkan adanya "serangan" itu. Motif mereka adalah mendesak pemerintah menjelaskan keberadaan pemimpin mereka, Abu Ajila al-Habshi.

Lana melaporkan, orang-orang bersenjata itu menembak ke udara dan melukai seorang petugas bandara serta menimbulkan kepanikan di antara calon penumpang.

Mohammed al-Harizi, juru bicara pemerintah peralihan Libya, sebelumnya mengatakan, pihaknya tengah menyelidiki situasi seputar menghilangnya Komandan Brigade Al-Awfya.

Komisi keamanan Tripoli, yang berbicara atas nama Kementerian Dalam Negeri Libya, menjelaskan, pihaknya tidak terkait dengan "menghilangnya serta penculikan Kolonel Abu Ajila al-Habshi" dan masih melacak pihak-pihak yang bertanggung jawab atas menghilangnya sang komandan.

Pemerintah sementara Libya, Dewan Transisi Nasional (NTC), terus berusaha menyatukan warga Libya yang melawan para loyalis Moammar Khadafy, yang terguling dari kekuasaan dan terbunuh pada Oktober lalu.

Para pejuang bersenjata itu tetap berada dalam kelompok-kelompok terorganisasi. Masing-masing berperan sebagai penegak hukum di tengah kekosongan aparat militer dan polisi.

NTC mengambil alih kekuasaan di Bandara Tripoli dari Brigade Zintan yang menjaga fasilitas itu sejak pembebasan ibu kota Libya pada Agustus 2011.

Sejak tergulingnya Khadafy, kelompok-kelompok milisi mengamankan banyak lokasi strategis. NTC sudah meminta mereka menyerahkan kepada pemerintah, tetapi ada beberapa milisi yang masih menguasai sejumlah gedung dan fasilitas penting.

Insiden kemarin itu terjadi saat Libya menyiapkan pemilihan umum untuk memilih 200 anggota majelis nasional pada 19 Juni mendatang.

Letupan kekerasan masih sering terjadi, seperti serbuan ke gedung-gedung pemerintah pada bulan lalu. Hal itu menimbulkan kekhawatiran tentang kapasitas pemerintah untuk mengamankan pemilu pertama setelah puluhan tahun di bawah kekuasaan Khadafy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com