Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyatuan Zona Waktu Akan Dikaji Berbagai Aspek

Kompas.com - 08/06/2012, 06:15 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah tengah mempersiapkan strategi terhadap implikasi yang akan timbul dari penetapan kebijakan penyatuan satu zona waktu. Strategi tersebut berbasis pada pertimbangan ilmiah.

Demikian salah satu kesimpulan dari hasil focus group discussion (FGD) di Kementerian Riset dan Teknologi.

Deputi Bidang Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Prof H Freddy P Zen, sebagai salah satu pembicara mengatakan, dari pertimbangan ilmiah itu akan memberikan rekomendasi terhadap untung ruginya implementasi kebijakan penyatuan satu zona waktu.

"Sehingga dalam penyusunan formulasi kebijakan tersebut sesuai dengan UU No 12 Tahun 2011 tentang peraturan perundang-undangan yang di dalamnya mengharuskan suatu produk hukum didasarkan pada naskah akademik," kata Freddy, di Jakarta, Kamis (7/6/2012).

Salah satu implikasi yang diperhitungkan adalah tentang besaran penggunaan energi. Selain itu, perilaku masyarakat juga harus diperhatikan.

Dari hasil kajian diketahui, penyatuan zona waktu itu dihasilkan adanya perubahan perilaku masyarakat terhadap penggunaan listrik, yang apabila dikonversikan dalam rupiah sebesar Rp 1,6 triliun.

"Sayangnya, sejak tahun 2008 sampai sekarang belum ada yang melanjutkan kajian ini dikarenakan belum ada institusi atau instansi yang melanjutkan kajian ini dilihat dari aspek lainnya," ujar Koordinator Peneliti Penyatuan Zona Waktu Kemenristek, Dr Mohammad Nur Hidayat.

Ia menambahkan, saat ini Kementerian Riset dan Teknologi sedang mengembangkan kajian tersebut berdasarkan hasil kajian yang sudah dilaksanakan pada 2004-2008.

Dalam waktu dekat ini, Kementerian Riset dan Teknologi akan mengoordinasikan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) lingkup Kementerian Riset dan Teknologi dan Menteri Koordinator Perekonomian serta Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) untuk mengkaji aspek-aspek lainnya.

"Kita berharap adanya penyatuan satu zona Negara Kesatuan Republik Indonesia, akan terjadi peningkatan produktivitas yang berpengaruh pada peningkatan daya saing nasional," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com