Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Menambah Komitmen Utang Baru 3,52 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 02/07/2012, 10:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Target pemerintah untuk mengumpulkan utang luar negeri sebesar  5,5 miliar dollar AS sudah di depan mata. Pemerintah sudah mengantongi komitmen utang 3,52 miliar yang akan digunakan sebagai dana siaga untuk menghadapi krisis

Komitmen terakhir yang didapat pemerintah pada akhir Juni lalu adalah utang dari Pemerintah Australia. Nilainya sebesar  1 miliar dollar AS, atau setara 1,02 miliar dollar AS.

Ini berarti, Pemerintah Indonesia telah mengantongi komitmen utang dari Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, dan Pemerintah Australia. Dari Bank Dunia berkomitmen menyalurkan utang US$ 2 miliar, sementara ADB sebesar 500 juta dollar AS.

Rahmat Waluyanto , Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan mengatakan, kini pemerintah masih berharap komitmen dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC). "Kami harus sudah mendapatkan kepastian semua komitmen utang siaga, paling lambat pertengahan Juli," terang pejabat yang sudah terpilih sebagai anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini, akhir pekan lalu.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo menjelaskan, utang siaga ini tujuannya untuk kehati-hatian menghadapi krisis. Selama pendanaan pemerintah lancar-lancar saja, utang ini belum tentu dicairkan.

Utang seperti ini baru digunakan kalau nanti Indonesia benar-benar menghadapi masalah dalam mencari pendanaan untuk menutupi kebutuhan anggaran negara tahun ini. Terutama, kalau krisis keuangan menyebabkan pasar keuangan meminta imbal hasil yang sangat tinggi terhadap surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia.

Pemerintah pernah membuat komitmen utang siaga seperti ini pada 2009 silam. Saat itu, nilai komitmen utang tak jauh beda, yakni sekitar US$ 5 miliar. Agus optimistis, pemerintah tetap mampu menjaga kesehatan fiskal tanpa menggunakan utang tersebut.

Rahmat mengklaim, saat ini Indonesia terus berupaya untuk mengurangi total utang luar negeri yang baru. Pemerintah ingin mengandalkan pendanaan dari penerbitan surat utang, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. "Penerbitan surat utang untuk me-refinancing utang luar negeri," katanya.

Pemerintah juga terus berupaya agar rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) tidak membengkak. Saat ini, rasio utang Indonesia sekitar 24 persen dari PDB. Direktur Strategi dan Portofolio Utang Ditjen Pengelolaan Utang Kemkeu, Scenaider Siahaan menjelaskan, per Mei 2012 total utang pemerintah Rp 1.944 triliun. Perinciannya, utang luar negeri Rp 639,8 triliun (32,9 persen) dan surat utang negara Rp 1.304,3 triliun. (Herlina KD/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com