Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daging Sapi Mahal, Dahlan Iskan Pilih Daging Kelinci

Kompas.com - 09/07/2012, 20:56 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Impor harga daging sapi cenderung lebih mahal dibandingkan daging lainnya sehingga pemerintah cenderung beralih mengimpor daging kelinci. Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan tidak ingin Indonesia terus mengimpor daging sapi yang mencapai 283.000 ekor pada tahun lalu.

"Karena kelinci itu memeliharanya mudah. Ini juga bukan hanya mengatasi harga daging sapi yang melambung tinggi, melainkan juga bisa untuk mengentaskan (masyarakat) miskin," kata Dahlan selepas rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (9/7/2012).

Menurut Dahlan, dengan hanya memelihara 50 kelinci, diperkirakan penghasilan peternak kelinci itu mencapai Rp 2 juta per bulan. Jika ada warga yang miskin, khususnya ibu-ibu di pedesaan dan saat suaminya bekerja, maka mereka bisa mendapatkan uang tambahan melalui beternak kelinci.

Dahlan berkeinginan bahwa kelinci yang diimpor merupakan kelinci pejantan karena pejantan hebat berasal dari luar negeri, khususnya Selandia Baru yang sudah memiliki berat 6 kg. Adapun kelinci di Indonesia beratnya cuma 3 kg. "Ini bagian dari upaya untuk mengentas (masyarakat) miskin. Saya impor untuk pejantan saja," ujarnya. Daging kelinci ini dipilih karena memiliki serat lebih tinggi dan rendah kolesterol dibanding daging sapi.

Sekadar catatan, pemerintah berencana untuk mengimpor kelinci dari China sebanyak 1.100 ekor terdiri dari 100 jantan dan 1.000 betina. "Saya akan impor kelinci dari Tiongkok sebanyak 1.100 jantan dan 1.000 betina karena prospek daging kelinci di Indonesia sangat besar," ujar Dahlan.

Saat ini kebutuhan daging kelinci mencapai 3.000 kg per hari. Namun, kebutuhan itu hanya terpenuhi sekitar 100 kg per hari. "Apalagi Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menyatakan daging kelinci halal untuk dikonsumsi orang Muslim," ungkap Dahlan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com