Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringkat Utang Indonesia Stabil

Kompas.com - 16/07/2012, 19:15 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga pemeringkat internasional, Moody's menetapkan kembali peringkat utang Indonesia di Baa3 dengan prospek stabil. Ini menandakan bahwa pertumbuhan perekonomian nasional tetap sesuai dengan target semula.

Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengatakan hasil pemeringkatan tersebut menunjukkan rasio utang pemerintah masih dalam kondisi stabil. Sehingga pemerintah masih mengasumsikan pertumbuhan ekonomi sesuai dengan perkiraan awal di level 6,5 persen.

"Itu bagus. Itu pertanda kalau ekonomi kita bagus. Hingga akhir tahun ini, kami tetap optimis bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen," kata Anny selepas diskusi "Penetapan Pertumbuhan Ekonomi pada Asumsi Makro RAPBN 2013" di Menara Kadin Jakarta, Senin (16/7/2012).

Namun, Anny menambahkan jika suatu saat ekonomi global terpuruk, maka pemerintah sudah menyiapkan antisipasi untuk menurunkan target pertumbuhan ekonominya. Itupun koreksinya hanya menurun tipis di level 6,4 persen.

Kestabilan peringkat utang Indonesia tersebut, kata Anny, lebih disebabkan karena kestabilan ekonomi domestik (dalam negeri). "Memang ada pengaruh global, tapi ekonomi kita lebih cenderung didorong oleh ekonomi domestik. Jadi masih lebih baik," tambahnya.

Christian de Guzman, AVP-Analyst Sovereign Risk Group Moody's Investors Service Singapore Pte Ltd menilai peringkat itu didasarkan pada empat faktor.   Keempat faktor itu adalah berada di tingkat menengah-tinggi dari sisi kekuatan ekonomi, rendah-menengah di tingkat kekuatan institusional, menengah di sisi kekuatan keuangan pemerintah, serta menengah di sisi risiko kerentaranan.

"Peringkat utang pemerintah itu merefleksikan pertumbuhan negara itu yang kuat, rendahnya tingkat utang pemerintah, dan rekam jejak terbaru terhadap manajemen fiskal yang hati-hati," katanya.

Menurutnya, peringkat utang pemerintah itu merefleksikan pertumbuhan negara itu yang kuat, rendahnya tingkat utang pemerintah dan rekam jejak terbaru terhadap manajemen fiskal yang hati-hati.

Dia menilai kekuatan ekonomi Indonesia di level menengah-tinggi didukung oleh prospek pertumbuhan yang sangat luas dan menguntungkan dalam jangka panjang.

"Prospek tersebut masih ada meskipun tingkat GDP per kapita masih relatif rendah dibandingkan dengan negara lain yang setara. Hal itu sekaligus mencerminkan dasar ekonomi negara yang sangat terdiversifikasi sumber daya alam yang cukup, sama halnya dengan meningkatnya jumlah tabungan dan investasi," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Work Smart
Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com