Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Listrik Panas Bumi Naik

Kompas.com - 18/07/2012, 02:55 WIB

Jakarta, Kompas - Harga listrik yang diproduksi dari pembangkit listrik tenaga panas bumi akan dinaikkan dan PT Perusahaan Listrik Negara diwajibkan membelinya sesuai dengan harga itu. Hal ini untuk mempercepat pengembangan panas bumi yang saat ini berjalan lamban.

Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik seusai menghadiri pembukaan pameran dan konferensi mengenai energi baru terbarukan, Selasa (17/7) di Jakarta, harga beli listrik berbasis energi baru terbarukan, termasuk panas bumi, akan terus dinaikkan secara periodik. Namun, besarannya masih di bawah harga listrik dari pembangkit berbahan bakar minyak.

Kebijakan itu untuk mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan di Tanah Air. Saat ini, menurut kebijakan energi nasional, porsi energi baru terbarukan baru sekitar 5 persen dari total bauran energi nasional atau kalah jauh dibandingkan porsi pemakaian BBM dan batubara.

Padahal, harga listrik berbasis energi baru terbarukan jauh lebih rendah dari harga listrik berbasis BBM. Jika memakai BBM, biaya pokok penyediaan listrik mencapai 35-40 sen dollar AS per kWh. Jika menggunakan pembangkit berbasis panas bumi, saat ini harga patokan yang digunakan masih 9,7 sen dollar AS per kWh.

”Jadi, meskipun harga listrik panas bumi naik, itu tetap lebih murah dan akan mengurangi subsidi BBM,” ujarnya.

Menurut Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Kardaya Warnika, revisi peraturan menteri ESDM mengenai harga listrik dari panas bumi akan diterbitkan pekan ini.

”Harga listrik dari panas bumi akan naik dari 9,75 sen dollar AS per kWh menjadi 10-17 sen dollar AS per kWh. Besarannya tergantung pada wilayahnya. Di Sumatera sekitar 10 sen dollar AS per kWh, di Papua bisa sampai 17 sen dollar AS,” ujarnya.

Besaran harga listrik dari panas bumi dan energi baru terbarukan lainnya dengan mempertimbangkan sumber energi di wilayah itu. Sebagai contoh, di Nusa Tenggara Timur tidak ada sumber gas dan batubara sehingga tergantung pada BBM. Maka, pemerintah mendorong pemakaian panas bumi dan menaikkan harga listrik jadi 15 sen dollar AS per kWh.

”Harga listrik itu ditetapkan pemerintah dan tidak untuk dinegosiasikan. Sebab, kalau masih harus dinegosiasikan, biasanya lama. Nantinya yang dikompetisikan dalam lelang bukan lagi soal harga, melainkan mengenai keseriusan investor dalam menetapkan tenggat penyelesaian proyek pembangkit panas bumi,” katanya.

Sementara itu Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji menyatakan, pihaknya masih menunggu kepastian soal regulasi terkait kenaikan harga listrik berbasis panas bumi dan energi baru terbarukan lain. (EVY/WHY/yun)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com