Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Bantah Jadi Penyebab Lambannya Pengembangan Panas Bumi

Kompas.com - 24/07/2012, 20:53 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT PLN (Persero) membantah bahwa perseroan itu selama ini menghambat pengembangan panas bumi, karena proses negosiasi harga listrik dari panas bumi yang lamban.

Perseroan itu mengklaim, lambannya proses pengembangan panas bumi terutama disebabkan rumitnya proses perizinan, keterbatasan pendanaan yang dimiliki pengembang, dan lambannya kegiatan eksplorasi.

Hal ini disampaikan Direktur Konstruksi PT PLN, Nasri Sebayang, dalam temu media, Selasa (24/7/2012) di Jakarta.

Menurut Nasri Sebayang, saat ini banyak proyek pembangunan PLTP yang molor dari jadwal yang ditetapkan. Keterlambatan realisasi proyek itu terjadi, karena banyak masalah yang muncul dalam pembahasan perjanjian jual beli listrik.

"Soal harga jual listrik relatif tidak ada masalah, karena kami ditugasi pemerintah untuk membeli listrik dari panas bumi dengan harga patokan maksimal 9,7 sen dollar AS dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 2 Tahun 2011," ujarnya.

Permasalahan yang sering muncul dalam pembahasan perjanjian jual beli  listrik adalah ketidaksesuaian formula eskalasi harga, antara standar perjanjian jual beli listrik dan proposal saat lelang, ketidaksesuaian kapasitas antara saat lelang dan rencana pengembangan sistem, penyiapan transmisi oleh PLN atau pengembang.

Kendala lain adalah ketidakyakinan pengembang untuk memenuhi kapasitas kontrak.

Kepala Divisi Energi Baru Terbarukan PLN, Mochamad Sofyan, menambahkan, kendala utama pengembangan panas bumi terkait regulasi perizinan, karena beberapa lokasinya di hutan lindung dan hutan konservasi.

Kendala lain adalah, lama eksplorasi bisa mencapai lima tahun, ditambah satu tahun untuk pendanaan dan tiga tahun masa konstruksi, ditambah dengan minimnya pendanaan eksplorasi.

"Ini yang kami negosiasikan dengan pengembang. Jika pengembangan di hulu terkendala, kami kesulitan dalam melaksanakan studi kelayakan dan memulai pembangunan konstruksi jaringan listrik dari PLTP ke konsumen," kata Sofyan.

Karena itu, masalah perizinan, kemampuan teknis dan finansial pengembang diharapkan segera diselesaikan untuk meningkatkan rasio keberhasilan pengembangan PLTP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com